Dana Rp 200 Triliun Mengucur untuk Logistik Pintar Alibaba. Apa Motivasinya?
Alibaba Group akan berinvestasi lebih dari Rp 200 triliun untuk membangun kekuatan teknis jaringan logistik pintar. Langkah ini berujuan untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi logistik, serta menurunkan biaya logistik secara signifikan,
Keterangan itu diucapkan Executive Chairman Alibaba Group Jack Ma pada acara 2018 Global Smart Logistics Summit beberapa waktu lalu. Tujuan utama jaringan logistik tersebut adalah untuk mendorong pengiriman dalam waktu 24 jam di seluruh China dan menekan biaya logistik hingga kurang dari 5% dari sekitar 15% produk domestik bruto China saat ini.
Hal ini, menurut Jack Ma, dapat meningkatkan margin industri manufaktur dan sektor logistik. Jaringan logistik ini juga mampu mendorong pengiriman ke seluruh dunia dalam waktu 72 jam.
Selama lebih dari lima tahun sejak didirikan, Cainiao Network yang merupakan afiliasi logistik Alibaba Group, telah menyaksikan perkembangan industri logistik yang semakin cerdas, sebagai hasil dari usaha bersama Cainiao dengan mitra-mitranya. Melalui inovasi teknologi dan kolaborasi terbuka, Cainiao telah mengurangi waktu pengiriman lintas batas dari rata-rata 70 hari sampai kurang dari 10 hari untuk beberapa negara.
Saat ini, ada satu juta paket B2C (Business to Customer) yang melalui bea cukai setiap harinya. Di dalam negara China sendiri, pengiriman di hari yang sama dan pengiriman di hari selanjutnya mencakup 1500 kabupaten dan distrik.
“Jaringan logistik ini tidak hanya untuk negara China, tapi untuk seluruh dunia. Kami akan berkerja sama dengan mitra-mitra kami untuk mewujudkan rencana ini dan memberikan manfaat untuk semua orang,” kata Jack Ma.
Sebab, sambung triliuner ini, industri logistik akan semakin didukung dengan teknologi. Cainiao dipersiapkan untuk menjadi ‘otak’ dari industri logistik. Sejak hari pertama kelahirannya, misi Cainiao bukan untuk mengirimkan barang.
“Akan tetapi membantu perusahaan pengiriman untuk mengirimkan produk dengan membangun jaringan yang menghubungkan semua elemen logistik dan menghubungkan setiap pengantar barang, setiap gudang, setiap pusat logistik, dan setiap rumah,” tambah dia.
Ada sekitar 100 juta paket yang diproses oleh platform logistik Cainiao setiap hari. Yang memungkinkan hal ini terjadi adalah upaya Cainiao dalam mendorong digitalisasi industri logistik. Contohnya, tagihan elektronik dan label yang telah membantu mendigitalkan dan menstandarisasi infrastruktur industri.
Industri logistik China telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai posisi baru. Jack Ma mencatat industri logistik ini telah hadir sebelum orang berbelanja secara elektronik namun, sekarang industri ini mengirimkan 130 juta paket dari transaksi e-dagang setiap harinya. Sementara itu, ada lima juta orang bekerja di perusahaan kurir dan pengiriman makanan di China, dan terdapat tujuh perusahaan logistik telah menjadi perusahaan terbuka.
“Hari ini, industri logistik bisa memproses 100 juta paket dalam sehari. Pada masa yang akan datang, kita akan memproses satu miliar paket dalam sehari. Industri logistik perlu mempersiapkan diri dengan infrastruktur yang kuat untuk menghadapi kondisi seperti ini,” ungkapnya.
Dengan laju perubahan tersebut, bukan tidak mungkin bahwa penanganan pengiriman di puncak Festival Belanja 11.11 Alibaba akan menjadi rata-rata penanganan harian pada satu dekade mendatang. “Kami ingin membangun jaringan ini untuk membantu industri ini memenuhi kebutuhan masa depan,” ucap Ma.
Editor: Eko Adiwaluyo