Danamon Dorong Nasabah Pahami Jenis Tabungan di Tengah Tren Fenomena Makan Tabungan
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) terus berkomitmen membantu nasabah dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan finansial dengan menyediakan berbagai solusi tabungan yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai institusi yang berfokus pada nasabah, Danamon menekankan pentingnya pemahaman tentang jenis-jenis tabungan dan fungsinya agar nasabah dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik.
Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Danamon menyarankan nasabah untuk memahami karakter dan fitur yang dibutuhkan dalam memilih jenis tabungan. Ia menjelaskan beberapa jenis tabungan yang bisa menjadi pilihan, di antaranya tabungan regular yang digunakan untuk keperluan transaksional sehari-hari, dilengkapi dengan keuntungan seperti bebas biaya admin dan promo cashback.
BACA JUGA: BP Tapera Buka Suara soal Potongan Gaji Karyawan untuk Tabungan Rumah
“Ada pula tabungan dana darurat, yang disiapkan untuk menghadapi situasi tak terduga dengan fleksibilitas tinggi. Selain itu, Tabungan Pendidikan disarankan bagi mereka yang ingin menyiapkan dana untuk pendidikan anak melalui tabungan berjangka dengan bunga menarik,” kata Ivan dalam laporannya, Kamis (15/8/2024).
Untuk keperluan transaksi valuta asing, lanjut Ivan, tabungan multicurrency yang memungkinkan penyimpanan berbagai mata uang asing dalam satu rekening juga menjadi opsi yang relevan. Ivan menegaskan pentingnya memastikan keamanan tabungan dengan memilih bank bereputasi baik dan tidak menyebarkan informasi sensitif, seperti PIN, password mobile banking, dan kode OTP.
BACA JUGA: BP Tapera Buka Suara soal Potongan Gaji Karyawan untuk Tabungan Rumah
Ia juga mengingatkan untuk selalu waspada terhadap modus penipuan yang mengaku sebagai bank untuk mencuri data pribadi. Berdasarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tahun 2024, Ivan mengungkapkan bahwa 99% rekening di Indonesia memiliki saldo di bawah Rp 100 juta.
Namun, tren menunjukkan adanya penurunan rata-rata saldo tabungan dari Rp 3 juta sebelum pandemi menjadi Rp 1,8 juta pada April 2024. Data ini, menurut Ivan mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia makin sering menghadapi “Fenomena Makan Tabungan,” yang mana tabungan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kenaikan suku bunga, harga pangan, serta dampak PHK akibat pandemi menjadi faktor yang mempengaruhi tren ini,” ujar Ivan.
Ivan juga menjelaskan meskipun pengeluaran terhadap pendapatan meningkat, proporsi simpanan justru menurun. Berdasarkan perbandingan Survei BI 2019 dan 2024, proporsi simpanan terhadap pendapatan mengalami penurunan dari 20 persen menjadi 17%.
“Kenaikan inflasi yang tidak diimbangi dengan kenaikan upah turut mendorong tren ini,” tutur Ivan.
Editor: Ranto Rajagukguk