Google Doodle menampilkan siluet Danau Toba, tepat pada 31 Agustus 2023. Laman pencarian tersebut menggambarkan keindahan alam danau yang terletak di Sumatera Utara tersebut.
Dikutip dari laman resminya, Google menyampaikan Doodle hari ini merayakan Danau Toba di Pulau Sumatera, Indonesia.
“Doodle hari ini merayakan Danau Toba di pulau Sumatra, Indonesia! Ini adalah danau kawah terbesar di dunia dan salah satu danau terdalam di dunia,” tulis pihak Google dalam situs resminya.
Diketahui, Google Doodle hari ini bertujuan untuk merayakan ditetapkannya Danau Toba sebagai Global Geopark UNESCO pada 31 Agustus 2020 lalu.
BACA JUGA Noice Dinobatkan Jadi Aplikasi Lokal Terkemuka di Google Play
Dalam situs resminya, Google menjelaskan Danau Toba merupakan alam akibat letusan dahsyat gunung berapi Kaldera Toba pada ribuan tahun lalu. Danau ini juga menawarkan pemandangan indah dan merupakan rumah bagi Geopark Global UNESCO.
Diketahui, Kaldera Toba meletus lebih dari 74.000 tahun yang lalu dan menciptakan Danau Toba. Letusan besar tersebut menyebabkan ruang magma gunung berapi tersebut runtuh.
Kemudian membentuk pulau yang sekarang dikenal sebagai Samosir. Hingga kini, Pulau Samosir merupakan destinasi wisata terkenal dan rumah bagi beberapa suku etnis Pribumi.
Google juga menyinggung mengenai masyarakat adat Batak Toba yang menjadi suku asli danau tersebut. Desa-desa yang mereka tinggali dipenuhi dengan pasar lokal dan rumah-rumah yang menarik bagi pengunjung.
BACA JUGA Google Disebut Sedang Kembangkan AI Journalism
Dengan berkunjung ke desa-desa sekitarnya, wisatawan dapat melihat tarian tradisional seperti Tor-Tor dan suvenir ukiran kayu asli.Selain budayanya, wisatawan berkunjung ke wilayah Danau Toba tentu saja karena keindahan panorama alamnya.
Salah satu yang banyak dikunjungi adalah Huta Ginjang untuk bermain paralayang. Sementara itu, bagi pengunjung yang ingin bermain air dapat bersantai di pantai atau melintasi danau.
Air terjun Sipiso-piso yang berada di tidak jauh dari Danau Toba juga kerap menjadi pilihan bagi para wisatawan.
Editor: Ranto Rajagukguk