Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) menggelar Gerakan Sedekah Sampah (GRADASI) Akbar. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Majelis Ulama Indonesia,United Nation Development Program (UNDP) Indonesia, serta Danone Indonesia.
Program ini berhasil mengumpulkan 6,8 ton sampah yang disedekahkan oleh warga sekitar masjid yang didominasi oleh sampah kertas, kardus dan gabruk. Selain pengumpulan sampah, kegiatan ini juga menjadi simbolisasi diluncurkannya website GRADASI dan serah terima kotak sedekah sampah untuk Masjid Penggerak, Masjid Baitul Makmur, Bekasi.
Kegiatan GRADASI Akbar ini merupakan kegiatan lanjutan dari Serial Workshop 1 GRADASI bertajuk “Potensi Sampah sebagai Penggerak Ekonomi dan Pemberdayaan Umat” yang telah dilaksanakan pada November lalu. Harapannya dengan terlaksananya GRADASI Akbar ini, dapat menambah keikutsertaan masjid lainnya dalam GRADASI.
Rofi Alhanif selaku Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah Kementerian Bidang Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi menyampaikan kegiatan GRADASI ini menciptakan peluang bagi semua orang untuk bersedekah karena sedekah tidak selalu identik dengan uang.
“GRADASI dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli dan sadar pentingnya memilah sampah dari rumah dan melakukan pengolahan sampah dengan pendekatan keagamaan. Sampah yang disedekahkan semoga dapat menjadi berkah dan dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat,” ujar Rofi.
Dalam kolaborasi ini Danone juga memberikan edukasi melalui modul Sampahku Tanggungjawabku (Samtaku) dan akan terus mendukung kegiatan GRADASI. Karyanto Wibowo, Director of Sustainable Development of Danone Indonesia juga menyampaikan Danone Indonesia akan terus mendukung gerakan ini karena sejalan dengan Gerakan #BijakBerplastik yang memiliki fokus pengumpulan, edukasi, dan inovasi.
“Danone Indonesia berkolaborasi dengan GRADASI karena kami percaya usaha mengurangi sampah dan berkontribusi dalam usaha pemerintah mengurangi dampak ke laut sampai dengan 70% di 2025 harus dimulai dari level akar rumput salah satunya pengelolaan sampah rumah tangga dan rumah ibadah,” ungkap Karyanto.