PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menegaskan siap menuntaskan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Hal itu dilakukan setelah memperoleh tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp 4,1 triliun yang telah disetujui Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Joni Martinus, VP Public Relations KAI mengatakan dukungan PMN ini sangat penting untuk menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). KCJB akan memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman, dan nyaman.
Dengan KCJB Indonesia menjadi negara dengan layanan kereta api cepat pertama di ASEAN. Dia menjelaskan satu rangkaian KCJB terdiri dari delapan kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan dengan layanan kelas VIP sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan.
Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. “Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta-Bandung atau sebaliknya yaitu 36-45 menit saja,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (3/8/2022).
Saat ini, progres investasi Proyek KCJB telah mencapai 85 persen. Sementara itu progres fisiknya telah mencapai 76 persen. KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di 4 stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).
KAI melalui KCIC, kata dia, terus berupaya mempersiapkan KCJB semaksimal mungkin sehingga tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20.
“KAI akan terus berkoordinasi dengan para stakeholder untuk pencairan PMN, sekaligus mengelola dengan akuntabel, transparan dan bertanggung jawab sehingga dapat mewujudkan transportasi kereta cepat dengan tepat waktu,” ujarnya.