Dapat Rp 211 Miliar, Darwinbox Ingin Percepat Transformasi Digital SDM di Asia
Transformasi digital yang banyak digaungkan tidak hanya mengandalkan perkembangan teknologi. Tapi juga harus dibarengi dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoperasikan teknologi.
Di tengah pembahasan transformasi digital akhir-akhir ini, nyatanya banyak SDM yang tidak siap dengan masuknya teknologi ke kehidupan sehari-hari. Permasalahannya beragam. Mulai dari masih rendahnya pengetahuan tentang penggunaan teknologi hingga rendahnya kemampuan adaptasi SDM dengan penggunaan teknologi.
Permasalahan ini dilirik sebagai peluang baru oleh Darwinbox. Sebuah platform manajemen SDM yang baru saja menerima pendanaan yang dipimpin oleh Salesforcer Ventures sebesar US$ 15 juta (setara dengan Rp 211 miliar). Pendanaan ini akan digunakan mendorong akselerasi adopsi manahemen SDM Digital serta pengembangan produk dan layanan.
“Misi Darwinbox adalah menjadi pemimpin pasar di bidang manajemen SDM secara digital lewat solusi pembangunan SDM yang ditawarkan,” kata Jayant Paleti, Co-founder Darwinbox.
Dari data internal,Darwinbox melihat terjadinya lonjakan tajam pada adopsi digital untuk manajemen SDM perusahaan. Sebagian besar perusahaan menginginkan solusi manajemen SDM yang terintegrasi dan mendukung sistem kerja remote dan work from home (WFH).
Fitur-fitur dengan permintaan tertinggi adalah absensi kehadiran touchless, pengukuran kinerja secara digital, engagement dengan karyawan, perekrutan calon karyawan, dan masa orientasi karyawan baru secara virtual. Ditambahkan oleh Jayant, selama pandemi, Darwinbox yang telah digunakan oleh lebih dari 500 perusahaan global di 60 negara.
Secara sistem, Darwinbox berhasil mengintegrasi sistem manajemen SDM digital. Sehingga perusahaan bisa tetap berjalan normal meskipun karyawan bekerja dari tempat yang berbeda-beda.
Sejak dikenalkan, Darwinbox melihat potensi bisnis di bidang digitalisasi manusia. Platform ini mengembangkan digitalisasi SDM berbasis cloud sehingga layanannya bisa hadir secara komprehensif end-to-end. Aplikasi ini juga memiliki klaim smartphone friendly dengan sistem yang disesuaikan dengan kultur kerja di Asia sebagai daya tarik utamanya.
Editor: Ramadhan Triwijanarko