Dapur Cokelat Bagikan Perjalanan Bisnis 20 Tahun Lewat Sebuah Buku

marketeers article

Dapur Cokelat genap berusia 20 tahun sejak didirikan pada tahun 2001. Dalam perayaan dua dekadenya ini, Dapur Cokelat menuliskan beragam kisah menarik dan insipiratif yang dikemas dalam sebuah buku berjudul ‘Dapur Cokelat Bercerita’.

Dalam buku yang ditulis oleh Asteria Elanda ini, pemilik Dapur Cokelat Ermey Trisniarti membagikan kisah sekaligus menjadi rekam jejak Dapur Cokelat dari pertama kali berdiri hingga sebesar sekarang. Terdapat 10 Bab yang menceritakan perjalanan Dapur Cokelat memulai kiprahnya di bisnis food and beverages (F&B). Tak hanya itu, Ermey juga membagikan sembilan resep yang menjadi signature di Dapur Cokelat.

Outlet Dapur Cokelat Ahmad Dahlan Tahun 2001

Perjalanan perusahaan dimulai dari Ermey yang sangat cinta terhadap cokelat. Berkat kecintaannya tersebut dan dukungan keluarga, Ermey menempuh pendidikan sesuai passion-nya di Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) DKI Menteng dengan jurusan Bakery and Pastry. Ermey melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung atau yang dikenal dengan National Hotel Institue (NHI). Di luar pendidikan formalnya, Ermey diketahui konsisten untuk mencari ilmu di luar negeri sejak tahun 2005.

Setelah lulus dari STP Bandung Ermey sempat bekerja di beberapa perusahaan sembari menerima pesanan chocolate praline bersama kakaknya, alm. Gusnidar. Hingga pada tahun 2001 Ermey memberanikan diri untuk membuka Dapur Cokelat bersama kakaknya dan dibantu oleh Okky Dewanto yang sekarang menjadi suami sekaligus Direktur Utama Dapur Cokelat.

“Perjalanan ini layaknya sepotong kue Two Seasons Cake -signature cake Dapur Cokelat- yang terbuat dari bermacam unsur yang membuatnya lezat, lembut dan berkarakter. Begitu juga perjalanan Dapur Cokelat mengalami masa pasang-surut dalam mengukir eksistensi di tengah ketatnya persaingan industri F&B Tanah Air,” tulis Ermey.

Selama 20 tahun, Dapur Cokelat telah menghadapi beragam permasalahan. Terdapat dua permasalahan besar yang baru-baru ini dihadapi Ermey dan juga Dapur Cokelat, yaitu fenomena era digital dan pandemi COVID-19.

Namun kedua badai besar ini mampu dilewati Dapur Cokelat dengan baik. “Kuncinya adalah mau belajar dan inovasi tiada henti,” ucap Ermey.

Memasuki usia ke 20 tahun ini, Ermey mengaku masih memiliki satu mimpi besar yakni membangun sekolah Dapur Cokelat. Sekolah ini menjadi impian Ermey lantaran ia ingin membuka tempat belajar gratis bagi masyarakat Indonesia yang putus sekolah dan ingin membuka usaha kuliner.

Harapannya murid didikan Sekolah Dapur Cokelat ini mampu menghidup diri sendiri, keluarga, serta membuka lapangan pekerjaan dilingkungannya. Ermey turut mengajak masyarakat untuk selalu fokus terhadap minatnya.

“Fokus pada apa yang kita minati. Pelajari ilmunya. Lalu miliki mimpi dan bekerja keras serta cari peluang untuk mewujudkannya. Percaya pada kemampuan diri sendiri. Bangkit lagi jika jatuh. Terus begitu,” tutup Ermey.

Related

award
SPSAwArDS