Indonesia sebentar lagi, tepatnya Rabu 9 Maret 2016, akan kedatangan peristiwa langka, yaitu gerhana matahari total. Fenomena alam tersebut tentu saja menarik banyak minat siapa pun. Alasannya, sangat langka terjadi dan Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang dilewati serta bisa menikmatinya dari daratan.
Tidak heran, fenomena ini pasti akan menyedot banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, di mana ada 11 wilayah dilewati mulai dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Pangkaraya, Sampit di Kalimantan Tengah, Balikpapan di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Palu, Poso, Luwuk di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sampai Ternate dan Halmahera di Maluku Utara.
Tak heran, daerah-daerah yang akan dilewati segera berbenah dan berpromosi untuk menggaet wisawatan ini. “Targetnya itu 10.000 wisatawan mancanegara dan 50.000 lokal akan menikmati gerhana matahari total di wilayah-wilayah dilewati. Potensinya berapa? Setelah dihitung potensinya mencapai Rp 200 miliar, baik itu pemasukan dari hotel maupun kuliner. Sedangkan media value-nya sendiri mencapai Rp 400 miliar alias dua kali lipatnya. Makanya saya tegaskan kepada kepala dinas pariwisata setempat untuk memanfaatkan kesempatan ini,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Total untuk menyambut atraksi dari Tuhan itu, ada 100 event akan digelar di wilayah dilewati. Dari wilayah-wilayah itu, Arief menilai Palu menjadi wilayah paling keren karena ada 15 event untuk menyambut gerhana matahari total. Salah satunya adalah menampilkan grup band legendaris Slank yang akan manggung tepat ketika gerhana matahari total berada di Palu. Selain itu, akan ada 3.500 ilmuwan datang dari Jepang.
“Nomor dua dan tiga kalau saya lihat itu Bangka Belitung dan Sumatera Selatan. Itu top three wilayah yang persiapan penyambutannya bagus. Ternate juga bagus walau masih di bawah ketiga wilayah itu. Ini masih banyak kepala dinas pariwisata yang bandel tidak tahu harus ngapain aja untuk sambut gerhana. Padahal saya sudah surati dua kali sejak enam bulan lalu, mereka ini mau buat apa,” sambung Arief.
Padahal wilayah-wilayah lain yang tidak terkena gerhana matahari total, ikut mempromosikan daerah mereka lewat fenomena alam tersebut. Sebut saja Bali dan Borobudur, yang beramai-ramai promosi gerhana matahari walau hanya bisa menikmati sekitar 70% dari gerhana alias sebagian, seperti bagian sabit dari bulan dan mataharinya saja.
“Kalau wilayah di luar 11 itu dihitung, selama masa gerhana akan ada 100.000 wisatawan mancanegara ke Indonesia, dan sebanyak lima juta wisatawan lokal akan melakukan travelling,” tutup Arief.
Editor: Sigit Kurniawan