Daya Saing Digital Antardaerah di Indonesia Tahun Ini Meningkat

marketeers article
Foto: www.123rf.com

East Ventures (EV) bersama Katadata Insight Center dan PwC Indonesia meluncurkan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023. Ini merupakan laporan edisi ke-4 sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2020. Laporan riset EV-DCI 2023 merupakan pengukuran daya saing digital Indonesia dengan tema Keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia.

EV-DCI 2023 menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. Daya saing digital di daerah-daerah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Ini terlihat dengan skor EV-DCI 2023 sebesar 38,5. Skor ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022, yaitu sebesar 35,2 dan tahun 2021, yaitu 32,1.

“Secara holistik, terjadi pemerataan adopsi digital yang sangat baik di semua provinsi, di luar provinsi baru hasil pemekaran, yang sudah East Ventures petakan selama empat tahun berturut-turut. Ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi infrastruktur digital Indonesia di masa depan dan akan menumbuhkan inovasi-inovasi baru ke seluruh pelosok Indonesia,” kata  Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, hari ini (05/04/2023).

Ia menambahkan, apresiasi yang tertinggi untuk pemerintahan Indonesia karena perkembangan digital yang pesat dan mulai merata ini terjadi di dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo bersama dengan semua jajaran pemerintah yang terlibat. “Adanya infrastruktur digital yang kuat dan merata, bertumbuhnya inovasi baru di segala sektor yang inklusif dan berkesinambungan, dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, kita melangkah lebih cepat dan lebih dekat dalam mencapai keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Direktur Katadata Insight Center, Adek Media Roza, mengatakan bahwa peningkatan daya saing digital turut dialami di provinsi di luar 10 besar. “Perbaikan nilai median selama empat tahun berturut-turut menggambarkan peningkatan daya saing digital, khususnya pada provinsi peringkat menengah dan bawah,” ujar Adek.

Nilai spread atau selisih antara skor provinsi tertinggi dan terendah  untuk EV-DCI 2023 yaitu 53,2, turun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 48,3 pada 2022. Poin tertinggi diraih DKI Jakarta (76,6), sedangkan terendah Papua Tengah (23,3). “Namun, peningkatan spread ini bukan disebabkan pemerataan digitalisasi yang memburuk, akan tetapi disebabkan pemekaran Provinsi Papua dan Papua Barat,” kata Adek.

EV-DCI merupakan pemetaan daya saing digital daerah yang dibentuk dari tiga sub-indeks, sembilan pilar, dan 50 indikator. Sub-indeks pembentuknya adalah input, output, serta penunjang, dengan pilar pembentuk sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pengeluaran TIK, perekonomian, kewirausahaan dan produktivitas, ketenagakerjaan, infrastruktur, keuangan, dan regulasi dan kapasitas pemda.

Skor EV-DCI 2023 tertinggi masih dipegang oleh DKI Jakarta, dengan skor 76,6. Sementara itu, di posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Jawa Barat dan DI Yogyakarta dengan skor 62,2 dan 54,2. Selain itu, Jawa Tengah kembali masuk ke 10 besar di peringkat 6 dengan kenaikan skor 10,1, dengan skor EV-DCI 2023 sebesar 48,1. Sementara Sumatera Utara juga masuk ke 10 besar dengan kenaikan skor sebesar 5,7.

    Related

    award
    SPSAwArDS