Bank The Development Bank of Singapore (DBS) memprediksi, Amerika Serikat (AS) kemungkinan besar tidak akan mengalami resesi, melainkan hanya perlambatan ekonomi.
Menurut Radhika Rao, Ekonom Senior Bank DBS, perusahaan-perusahaan di AS masih aktif menambah pekerja baru, meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang diharapkan.
“Ekonomi AS diperkirakan tidak akan terlalu buruk karena Amerika masih menambah jumlah pekerjanya,” ujar Radhika dalam diskusi bersama media, Selasa (6/8).
Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II 2024 tercatat mencapai 2,8%, angka yang cukup kuat di tengah kekhawatiran global. Meski demikian, Radhika menegaskan pentingnya memantau perkembangan ekonomi AS dalam waktu dekat, terutama terkait bantuan fiskal pemerintah serta sentimen di sektor swasta.
Kekhawatiran akan resesi di AS sebelumnya muncul akibat melemahnya data ketenagakerjaan. Salah satu indikator resesi, yakni The Sahm Rule, telah terpenuhi.
BACA JUGA: Strategi Bank DBS Ajak Nasabah Ambil Peluang Investasi dan Bisnis
Indikator ini dikembangkan oleh mantan ekonom Gedung Putih, Claudia Sahm, yang menyatakan bahwa jika selisih antara rata-rata tingkat pengangguran dalam tiga bulan terakhir dengan tingkat pengangguran terendah setahun terakhir mencapai 0,5 poin persentase, ada potensi krisis.
Pada Mei, Juni, dan Juli tahun ini, AS mencatat angka pengangguran masing-masing 4%, 4,1%, dan 4,3%, dengan rata-rata sekitar 4,13%.
BACA JUGA: Tingkatkan Layanan, Bank DBS Indonesia Kampanyekan ‘Trust Your Spark’
Tingkat pengangguran terendah setahun terakhir di AS adalah 3,6% pada Juli 2023, sehingga terdapat selisih 0,53 poin persentase yang memicu kekhawatiran akan resesi.
Namun, Radhika menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang masih cukup kuat serta penambahan jumlah pekerja menjadi tanda positif. Faktor lain yang turut diperhatikan adalah bantuan fiskal dari pemerintah AS.
“Ekonomi AS masih menunjukkan daya tahan, yang mengindikasikan perlambatan namun bukan resesi. Bantuan fiskal yang diberikan pemerintah dapat membantu menopang perekonomian dan mencegah terjadinya resesi,” ujar Radhika.
Sentimen positif di sektor swasta juga dianggap penting dalam menjaga stabilitas ekonomi AS. Secara keseluruhan, meskipun indikator-indikator tertentu memicu kekhawatiran, analisis Bank DBS menunjukkan bahwa AS kemungkinan besar akan mengalami perlambatan ekonomi, bukan resesi.
Hal ini sejalan dengan penambahan jumlah pekerja dan pertumbuhan ekonomi yang masih berada di level yang relatif kuat.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz