Lama malang melintang di industri fashion Tanah Air, BIASA melakukan debutnya dengan tampil di Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 dengan memamerkan koleksi eksklusif Rhapsody.
Didirikan oleh desainer dan pemilik galeri seni, Susanna Perini pada tahun 1994, BIASA memiliki kombinasi unik antara visi artistik, keahlian, dan koneksi budaya yang telah membuatnya bertumbuh dari tahun ke tahun.
Merek lokal ini kerap memadukan kerajinan lokal dengan gaya minimalis Italia dan sentuhan modern, BIASA telah menciptakan gaya unik yang menarik bagi audiens lokal dan internasional.
Dedikasi BIASA terhadap slow fashion menjadi sangat penting dalam perjalanannya, sebuah etos yang telah membuat jenama ini tumbuh dengan kehadiran yang kuat melalui banyaknya butik dan galeri seni di Bali dan Jakarta, serta penggemar internasional yang besar.
BACA JUGA Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 Resmi Digelar, Libatkan 120 Desainer
Koleksi terbaru BIASA yang ditampilkan di panggung JFW 2025 menggambarkan visi sang Pendiri dan Direktur Kreatif Susanna Perini, di balik merek ini.
“Sebuah karya berupa satu gerakan yang bersifat episodik namun terintegrasi, mengalir bebas dalam struktur, menyajikan berbagai suasana hati, warna, dan nada suara yang sangat kontras; kebebasan dalam bentuk dengan suasana inspirasi yang spontan dan rasa improvisasi,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya.
Menariknya, rangkaian koleksi teranyar BIASA ini ditampilkan di JFW melalui tiga cerita yang saling berhubungan yakni Harmony, Nature, dan Sangha (komunitas).
Setiap narasi dijalin dengan indah dan rumit untuk menghadirkan koleksi yang mengedepankan prinsip-prinsip utama dari jenama ini. Hal tersebut sejalan dengan filosofi, warisan, dan gaya khas dari brand BIASA, yaitu ‘Extraordinary Simplicity.’
Harmony
‘Saput Poleng’ asal Bali, sebuah motif kotak-kotak suci yang melambangkan filosofi dualisme timbal balik yakni terang dan gelap, suka dan duka, baik dan jahat. Disajikan dalam warna hitam dan putih yang mewakili sejarah BIASA, warna-warna kontras ini merupakan simbol keseimbangan dan harmoni.
Dikenal dengan fokusnya pada seni buatan tangan, setiap koleksi ini menampilkan hasil karya tangan yang rumit, mulai dari bordir dan appliqué hingga macramé serta sentuhan akhir yang dijahit dengan tangan.
Koleksi BIASA yang khas juga dihidupkan kembali dengan memadukan unsur baru, seperti rok dalam yang berlapis. Dibuat dengan lapisan transparan dan jaring dari bahan katun organdi, linen, dan chiffon, siluet ini terlihat romantis, memikat, dan edgy.
Kemudian, ada kaftan khas dengan detail appliqué dipasangkan dengan sandal fisherman pita. Aksesoris yang dihadirkan berupa kalung dan gelang resin tebal, serta tas monokrom dan origami dengan warna kontras.
BACA JUGA Melalui Lini Manifesto, Bigissimo Ubah Paradigma Kecantikan di JFW 2024
Nature
Karakter, kualitas, dan simbolisme alam diinterpretasikan lewat warna indigo. Berawal dari keinginan dasar manusia untuk belajar dan berkembang, hingga keindahan dan keselarasan lingkungan yang alami, koleksi ini merayakan komitmen BIASA terhadap slow fashion dan praktik ramah lingkungan.
Koleksi ini dibuat dengan menggunakan pewarna dan bahan alami. Siluet oversized yang anggun dan nyaman dari atasan tanpa lengan, kemeja, celana longgar, dan rok yang dicelup warna indigo dan putih, disajikan dalam bahan katun, linen, dan sutra.
Kaftan dan gaun longgar yang memiliki potongan asimetris dengan warna indigo tua dipadankan dengan gelang kayu besar, kalung rantai, dan fisherman sandal bermotif indigo.
Sangha
‘Sangha’, bahasa Sansekerta dari ’komunitas’ dan ajaran utama agama Buddha. Mengambil inspirasi dari filosofi praktik ini, ‘Sangha’ dalam BIASA merepresentasikan keindahan komunitas yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama yaitu kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni.
Nuansa yang kaya dengan warna-warna bumi yang pekat terlihat pada siluet oversized yang berlapis, mulai dari Indian red hingga nuansa oranye seperti marigold, tangerine, dan tango, serta warna alami bumi dalam sabia (pasir) dan tanah (cokelat).
Ada pula kaftan oversized, kemeja, dan mantel yang dipadukan dengan celana dengan siluet balon. Gaun bervolume dengan rok dalam besar menunjukkan tampilan yang memberikan kebebasan bergerak tanpa batas dan effortless.
Secara keseluruhan, ‘Rhapsody’ adalah koleksi yang mencerminkan masa lalu, masa kini, dan masa depan BIASA seiring perayaan hari jadinya yang ke-30. Koleksi ini menghormati perjalanan BIASA selama bertahun-tahun sambil tetap setia kepada filosofi dan visinya.
“Kematangan dalam koleksi ini terasa effortless; sederhana secara konseptual, namun kerajinan tangan yang rumit, kain yang ringan, dan karakter artisanal benar-benar mewakili BIASA. Sangat senang melihat rencana kami terwujud saat kami mempersembahkan ‘Rhapsody’ di Jakarta Fashion Week (JFW). Koleksi ini adalah penghargaan kepada kota yang gemerlap ini dan selalu berubah, serta semangat yang luar biasa dari komunitas yang terhubung dengan kami di sini,” tutur Susanna Perini.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz