Deepfake: Ancaman Baru AI untuk Sektor Bisnis

marketeers article
Deepfake: Ancaman Baru AI Untuk Sektor Bisnis (FOTO: 123RF)

Artificial Intelligence (AI) menciptakan peluang baru bagi para penjahat dunia maya untuk melancarkan serangan yang semakin canggih, salah satunya adalah deepfake.

Dengan kemampuan mengotomatisasi serangan dan mengelabui sistem keamanan, AI kini menjadi alat ampuh bagi para peretas. Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh Kaspersky, hampir setengah dari profesional keamanan informasi (46%) percaya bahwa serangan siber terhadap organisasi mereka dalam setahun terakhir melibatkan teknologi AI.

Serangan ini, termasuk phishing otomatis dan rekayasa sosial, memanfaatkan AI untuk menciptakan metode serangan yang lebih efektif dan personal. Salah satu ancaman siber terbaru yang paling berbahaya adalah deepfake. 

Deepfake adalah teknologi berbasis kecerdasan buatan yang memungkinkan manipulasi gambar, video, atau audio untuk menghasilkan hasil yang terlihat atau terdengar nyata, meskipun sebenarnya palsu.

BACA JUGA: Privy: Ancaman Deepfake Video dengan Generated AI Kian Mengerikan

Nama “deepfake” berasal dari gabungan dua kata, “deep learning” dan “fake”. Teknologi ini memanfaatkan algoritma deep learning untuk mempelajari pola dari data asli dan menciptakan konten yang serupa dengan data tersebut.

Bahkan, AI memungkinkan penyerang untuk menghindari perangkat keamanan tradisional dengan menguji berbagai varian serangan secara real-time.

“Dampaknya bagi bisnis sangat besar. Dengan AI, skala operasi penyerang dapat diperluas sehingga mereka mampu menargetkan ribuan perusahaan sekaligus,” tulis Kaspersky dalam siaran persnya kepada Marketeers, Kamis (2/1/2025).

Serangan ini tak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga merusak reputasi perusahaan, terutama di sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan pelanggan seperti layanan kesehatan, keuangan, dan hukum.

BACA JUGA: Jangan Tertipu! Begini Cara Mendeteksi Konten Deepfake Buatan AI

Untuk melawan deepfake, bisnis harus mengadopsi pendekatan keamanan siber yang lebih komprehensif. Alat-alat berbasis AI penting untuk pemantauan dan deteksi ancaman, tetapi tidak cukup berdiri sendiri.

Pendekatan berlapis yang mencakup perangkat keamanan canggih, pelatihan karyawan, dan rencana respons insiden proaktif diperlukan untuk menghadapi serangan berbasis AI yang makin kompleks.

Dengan kerja sama antara teknologi, edukasi, dan persiapan matang, perusahaan dapat membangun perlindungan yang lebih kuat terhadap ancaman dunia maya yang terus berkembang.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS