Tekad PT Telkom Indonesia Tbk mewujudkan Indonesia Digital Network (IDN) masihlah bulat. Nah, seiring rencana Pemerintah Jokowi-JK memperkuat Poros Maritim Indonesia, Telkom pun mengambil peran untuk mendukung sektor ini. Terdapat tiga fokus yang menjadi perhatian Telkom untuk memperkuat Poros Maritim Indonesia ini. Yaitu Maritime Logistic, Maritime Fishery, dan Maritime Defense.
Pada Maritime Logistic, Telkom menyediakan infrastruktur broadband dan layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pelabuhan di Indonesia. Hingga 2014 terdapat enam pelabuhan yang sudah menjadi pilot project, yaitu Pelabuhan Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Sorong. Telkom menyebutnya sebagai Telkom Digital Seaport Indonesia.
Untuk proyek di pelabuhan ini, Telkom akan menyediakan infrastruktur jaringan, seperti fiber optic, WI-FI, dan BTS, penyediaan aplikasi, hingga peralatan. “Dengan adanya jaringan TIK ini, Telkom berharap aktivitas pelabuhan di Indonesia bisa menjadi terukur,” kata Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service PT Telkom Indonesia Tbk.
Harry Boediarto, Direktur Lalu Lintas Laut Kementerian Perhubungan mengatakan, industri logistik di Indonesia memang mengalami permasalahan. Tak jarang, sebuah kapal laut berangkat dengan muatan yang muat, namun kosong ketika dalam perjalanan pulang. “Nah, di sinilah peran teknologi. Dengan adanya teknologi, maka inventori, pemantauan transportasi akan terkontrol dan termonitor. Sehingga, aktivitas pun menjadi efektif,” kata Harry.
Selain tidak adanya informasi yang terhubung, harus diakui bahwa banyak aktivitas di pelabuhan Indonesia yang masih bersifat tradisional. Misalnya dalam urusan arus dokumen, arus barang, hingga berbagai pembayaran. “Jika semua sudah serba digital, penyelewengan dalam pembayaran pun bisa diminimalisir,” kata Harry.
Ya, minimnya peran TIK menjadi alasan mengapa pelabuhan di Indonesia selalu penuh dengan orang. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pelabuhan di China, Jerman, Korea Selatan atau lainnya yang sangat minim aktivitas orang. Semua ini dikarenakan pelabuhan itu telah mengandalkan teknologi, sehingga semua dilakukan antara mesin dengan mesin.
Selain jaringan, Telkom juga akan menyediakan berbagai aplikasi yang diharapkan digunakan oleh pemain yang ada di ekosistem pelabuhan. Misalnya freight management system dan cargo distribution system. Awaluddin mengatakan, selama ini banyak perusahaan otomotif yang mengirimkan produknya –mobil atau motor- melalui jalur laut untuk pemasaran di daerah Indonesia Tengah atau Timur. Namun, karena tidak adanya sistem yang apik di pelabuhan, tak jarang truk yang mengangkut produk-produk tersebut harus menunggu untuk waktu yang lama ketika ingin menggunakan kapal sebagai alat transportasi. “Misalnya, mereka berangkat dari pabrik ke Tanjung Priok. Karena tidak ada monitoring, truk itu harus menunggu di pelabuhan karena antrean. Sehingga, pengiriman menjadi lama. Itulah salah satu alasan mengapa biaya logistik di daerah yang satu dan yang lain bisa berbeda jauh,” kata Awaluddin. Selain itu, Telkom juga akan memperkenalkan aplikasi trace & tracking logistic. Tujuannya tak lain agar segala informasi, kemajuan, hingga status barang bisa terkontrol.
Tak hanya itu, Telkom juga akan meluncurkan sistem pembayaran elektronik atau e-bill hingga gate system yang berfungsi untuk mengetahui berapa kendaraan yang masuk dan keluar dari pelabuhan. Maklum, tak jarang, penuhnya armada angkutan yang masuk membuat lalu lintas di pelabuhan menjadi macet. “Kami juga akan memperkenalkan vessel management system. Tujuannya agar posisi kapal di lautan bisa terlihat. Industri penerbangan telah memiliki teknologi ini,” kata Awaluddin.
Nah, pada tahun 2015 ini, Telkom akan melebarkan program ini hingga ke 18 pelabuhan lain di Indonesia. Mulai dari Pelabuhan Banda Aceh, Pangkal Pinang, Dumai, Bitung, Ambon, hingga Jayapura dan Merauke.
Awaluddin mengatakan, pengerjaan TIK di Tanjung Priok saat ini sudah mencapai 60%. Sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, Telkom mengakui bahwa ekosistem di pelabuhan tersebut sangatlah banyak. Mulai dari kapal, bagian loading, hingga bea cukai. Investasi yang dikeluarkan Telkom pun telah mencapai Rp 10 miliar. “Untuk pelabuhan lain mungkin tidak akan sebesar itu. Kami menyediakan angka Rp 5 miliar per pelabuhan. Jadi untuk 18 pelabuhan, total investasinya setara Rp 90 miliar,” kata Awaluddin.