Demi Tingkatkan Layanan Angkutan, KAI Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengumumkan rencana menerbitkan obligasi dan sukuk dengan nilai total mencapai Rp 3 triliun. Aksi ini dilakukan untuk mengembangkan layanan angkutan penumpang dan barang. Upaya tersebut akan mendanai pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS).
Langkah KAI dalam menerbitkan obligasi ini melibatkan tiga lembaga sebagai penjamin pelaksana emisi yakni Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas. Tenor obligasi dari KAI pada awal semester II tahun 2022 tersedia dalam tiga, lima, dan tujuh tahun. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberi peringkat idAA+ (Stable) pada obligasi dan sukuk dari KAI ini pada 13 April 2022.
“Penawaran umum ini akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, baik barang maupun penumpang. Sekaligus mewujudkan komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan, agar kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal masyarakat Indonesia,” kata Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI, dalam keterangan tertulis yang diterima Marketeers pada Kamis (14/7/2022).
Upaya KAI menerbitkan obligasi dan sukuk kali ini disampaikan dalam acara Investor Gathering di Jakarta, yang sekaligus digunakan sebagai penyampaian capaian perusahaan pada semester satu tahun 2022. Didiek menyebut realisasi jumlah penumpang selama periode tersebut menyentuh 119,8 juta orang. Adapun volume angkutan barang pada kurun waktu serupa mencapai 26,8 juta ton.
Komoditi angkutan barang KAI masih didominasi oleh batu bara dengan realisasi angkut sebanyak 38,36 juta ton berdasarkan data pada tahun 2021. Besaran tersebut memberi kontribusi hingga 76,32% total angkutan barang selama tahun 2021, yang mencapai sekitar 50,3 juta ton. Pada tahun 2027, KAI menargetkan dapat mendistribusikan komoditas batu bara hingga 105,25 juta ton.
Fokus pengembangan integrasi angkutan penumpang, juga menjadi sasaran KAI dalam langkah penerbitan obligasi tahun ini. Pengembangan infrastruktur terkait KA BIAS ini akan diwujudkan melalui pengadaan empat trainset dengan masing-masing membawa empat unit gerbong (kereta). Adanya KA BIAS memberi kemudahan masyarakat dalam melakukan perjalanan dari atau menuju bandara terkait, untuk tujuan Solo, Klaten, hingga Yogyakarta.
Ragam layanan transportasi KA BIAS merupakan wujud dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional. Khususnya pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju bandara di berbagai kawasan Indonesia. Hal tersebut memberi opsi kepada calon penumpang transportasi udara, untuk menghindari potensi kemacetan lalu lintas di jalan raya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz