Internationale Tourism Bourse (ITB) Berlin 2015 yang diselenggarakan selama tanggal 4-8 Maret tidak disia-siakan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk memasarkan industri ini kepada dunia. Maklum, Marketeer of the Year 2013 itu memiliki target yang tinggi dalam kunjungan wisatawan asing (wisman), yaitu 20 juta jiwa pada tahun 2019 mendatang.
Jika kita melihat ke negara lain, industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang menjadi andalan mereka. Semisal Malaysia yang berkontribusi 16% terhadap PDB, Thailand sebesar 20%, Laos sebesar 14%. Sedangkan Indonesia sendiri masih berkontribusi sebesar 9% saja. Padahal industri ini memiliki efek domino yang besar, bukan hanya bagi pemain di industri ini, melainkan juga masyarakat sekitar.
Pria yang akrab dipanggil AY itu mengatakan, selama menggelar pameran di ITB Berlin, booth Indonesia berbentuk Kapal Phinisi seakan menjadi magnet bagi para pengunjung. “Sambutan mereka sangat positif,” kata AY melalui pesan singkat.
Menurutnya, BAS (Branding, Advertising, Selling) menjadi strateginya dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia. Asean menjadi daerah yang mendapatkan alokasi paling besar, yaitu berkisar 50% dari alokasi anggaran sebesar Rp 1,2 triliun. Sedangkan Asia Pasifik dan EMEA (Europe, Middle East, Africa) mendapatkan alokasi masing-masing 30% dan 20%. Sedangkan dari ketiga aktivitas marketing itu, Branding mendapatkan alokasi yang paling besar, yaitu 50%. Sedangkan Advertising dan Selling mendapatkan alokasi anggaran masing-masing 30% dan 20%.
Rasanya tak berlebihan jika AY memberikan perhatian khusus untuk ASEAN. Asal tahu saja, Singapura dan Malaysia adalah negara yang memberikan kontribusi terbesar bagi pariwisata Indonesia selama tahun 2014 lalu. Selanjutnya disusul Australia, Tiongkok, Jepang. “Seperti saya katakan sebelumnya, dengan jurus promosi BAS, kita dapat meningkatkan jumlah wisman,” kata Arief.
Menurut hitungannya, melalui ITB Berlin, Kemenpar telah mendapatkan komitmen lebih dari Rp 4 triliun dari para pemain industri pariwisata dunia. Tentunya, kabar ini bisa menjadi vitamin bagi industri pariwisata dunia. Selain agen perjalanan, sejumlah maskapai penerbangan dunia pun telah berkomitmen untuk membuka jalur penerbangannya ke Indonesia. “Semoga saja, semua berjalan baik. Saya optimistis target kunjungan 20 juta jiwa akan tercapai pada tahun 2019 nanti,” kata Arief.