dentsu Prediksi Belanja Iklan RI Tumbuh 5,1% Tahun 2025

marketeers article
Belanja Iklan Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,1% pada 2025, Dipacu Digital dan TV (FOTO: 123RF)

Laporan terbaru dari dentsu memproyeksikan belanja iklan Indonesia akan tumbuh 5,1% pada tahun 2025, mencapai US$ 4 juta, dan terus meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2027.

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan signifikan di sektor iklan digital, Out-of-Home (OOH), dan televisi. Indonesia disebut akan menjadi salah satu pasar iklan terdepan di Asia Tenggara, di bawah Filipina yang diprediksi tumbuh 15,4%.

Iklan digital diproyeksikan naik 10%-12% berkat pesatnya e-commerce, media sosial, dan kampanye berbasis programmatic. Sementara itu, iklan OOH, termasuk Digital OOH (DOOH), diperkirakan meningkat 7% seiring pembangunan infrastruktur perkotaan dan adopsi teknologi penargetan audiens yang lebih presisi.

Di sisi lain, iklan TV tetap stabil dengan pertumbuhan 3%-5%, didukung oleh sektor FMCG (barang konsumen cepat habis) dan otomotif yang mengandalkan jangkauan luas televisi. Elvira Jakub, CEO dentsu Indonesia menyatakan transformasi digital membuka peluang bagi merek untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam strategi pemasaran.

BACA JUGA: Meta Luncurkan Alat Berbasis AI untuk Tingkatkan Kinerja Iklan

“Konsumen kini menginginkan affordable luxury atau kemewahan terjangkau. Merek perlu merancang strategi yang meningkatkan persepsi brand sekaligus memenuhi kebutuhan interaksi personal,” ujarnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (6/3/2025).

Sektor Ritel dan Media & Hiburan diprediksi menjadi penggerak utama, dengan pertumbuhan masing-masing 54,8% dan 25,6% pada 2025. Secara regional, Asia Tenggara akan menjadi pusat pertumbuhan iklan digital di kawasan Asia Pasifik (APAC), dengan kenaikan belanja iklan dua kali lipat menjadi 6,8%.

Filipina dan Indonesia menjadi kontributor terbesar, sementara India, Cina, dan Australia diperkirakan melambat. Tren utama di APAC meliputi peran generative AI  dalam ritel, dominasi platform Xiaohongshu di Cina, serta regulasi privasi data yang lebih ketat.

BACA JUGA: Strategi Emotional Marketing ala Antam, dentsu dan Spotify

“Brand lokal dan Asia semakin agresif berinvestasi meski ada ketidakpastian global. Kunci sukses di 2025 adalah kemampuan menciptakan pengalaman terintegrasi di semua saluran, baik online maupun offline, serta membangun narasi brand yang imersif melalui storytelling berbasis tujuan,” ujar Elvira.

Di tengah pertumbuhan, tantangan seperti inflasi biaya media dan transisi pascapenghapusan cookie pihak ketiga juga menjadi perhatian. Sektor e-commerce Asia Tenggara, termasuk Filipina, Malaysia, dan Vietnam, diprediksi masuk sepuluh pasar dengan pertumbuhan tercepat global.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS