Peluang pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk melenggang di pasar global masih terbuka lebar. Pintu memasuki pasar global dapat dijajal pelaku UKM dengan terlibat dalam rantai pasokan global (global supply chain).
Pasalnya, catatan Kementerian Koperasi dan UKM (KUKM) menunjukkan, keterlibatan UKM Indonesia dalam rantai pasokan global hanya mencapai 6,3%. Tantangan pelaku UKM bukan hanya datang dari hal pendanaan atau aksesibilitas, melainkan juga kemampuan marketing dan entrepreneurship.
Founder and Chairman MarkPlus, Inc., Hermawan Kartajaya mengatakan, pelaku UKM harus memiliki sifat opportunity seeker, risk taker, dan resources collaborator.
Dalam melakukan ekspansi ke luar negeri, pelaku UKM juga harus memperhatikan aspek social-culture dan political-legal. Namun, memahami aspek social-culture lebih penting dalam marketing dan entrepreneurship dibandingkan dengan political-legal.
“Dengan memahami social-culture di suatu negara, maka akan lebih mudah bagi pelaku bisnis untuk memahami kondisi political-legal di sana,” ungkap Hermawan Kartajaya yang juga merupakan Co-Founder China Indonesia Management Association di Jakarta, Sabtu (13/03/2021).
Aspek social-culture berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan atau budaya dan kehidupan sosial dari suatu masyarakat di suatu negara. Sementara, political-legal berkaitan dengan lanskap politik dan aturan yang berlaku di suatu negara.
Kedua hal ini menjadi krusial ketika pelaku UKM ingin mengekspor produk mereka ke luar Indonesia. Namun, pemahaman terhadap kedua hal ini menjadi tidak terlalu dibutuhkan ketika pelaku UKM memilih masuk ke dalam global supply chain.
“Untuk pertama kali, pemerintah kita akan memasukan topik UKM Indonesia sebagai global supply chain ke dalam agenda G20 Summit yang akan digelar di Indonesia. Kami berharap, Tiongkok dan Amerika Serikat yang sekarang menjadi super-power di dunia dapat mendukung Indonesia, bukan hanya dari sisi investasi, melainkan juga membantu UKM Indonesia masuk ke dalam global supply chain,” tutup Hermawan dalam gelaran Cross Cultural Dialogue Series 1: Understanding Indonesian Muslims Culture.