Deretan Industri Ini Bisa Ambil Peluang Bisnis di Tengah Fenomena COVID-19

marketeers article
Coronavirus emergency in Milan, citizens and tourists stroll through the city center wearing protective masks.

Kondisi penuh ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi, COVID-19 nyatanya bisa menjadi peluang bisnis bagi mereka yang jeli. Bukan memanfaatkan situasi dengan menciptakan bisnis tanpa memikirkan kepentingan bersama, para pebisnis nyatanya bisa mengambil peluang dengan cara sehat.

Sejumlah sektor, mulai dari industri tekstil hingga otomotif berkesempatan untuk mengambil peluang ini. Sebagai contoh, dari industri tekstil saja para pelaku bisnis bisa memproduksi masker dan Alat Pelindung Diri (APD). Apalagi, kebutuhan domestik untuk jenis produk tersebut begitu tinggi dan belum dapat terpenuhi.

Dalam rangka penanganan COVID-19, diversifikasi produk yang dilakukan industri tekstil menjadi salah satu cara cepat dalam pemenuhan kebutuhan APD dan masker yang sangat tinggi saat ini. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun mengimbau kepada para anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) untuk dapat memproduksi masker dan APD.

“Hal ini dapat menjadi solusi untuk mempertahankan kinerja industri tekstil di tengah menurunnya pasar dalam negeri. Hal ini guna memenuhi permintaan domestik yang sedang tinggi, terutama untuk memasok kebutuhan para tenaga kesehatan dalam penangangan pasien yang terpapar COVID-19,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (27/03/2020).

Diprediksi hingga empat bulan ke depan, dibutuhkan sekitar 12 juta APD untuk memenuhi permintaan pasar domestik. “Dengan kondisi seperti saat ini, kemungkinan demand dapat bertambah hingga 100%, bahkan 500%,” tutur Agus.

Oleh karena itu, Kemenperin telah memetakan potensi industri APD di dalam negeri, termasuk industri tesktil yang bersedia memproduksi APD dan masker. APD yang dibutuhkan, meliputi pakaian, capstowel, sarung tangan, pelindung kaki, pelindung tangan dan kacamata pelindung wajah (goggles).

“Kami terus aktif berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan untuk kelancaran izin edar dan impor bahan bakunya,” imbuh Agus.

Di sisi lain, industri farmasi juga berpeluang untuk mengoptimalkan produksi obat atau vitamin yang dibutuhkan saat ini. Untuk itu, industri farmasi perlu mengembangkan Obat Modern Asli Indonesia (Fitofarmaka) yang berbasis bahan alam. Pasalnya, Indonesia yang memiliki lebih dari 30 ribu spesies tanaman berpotensi untuk mengembangkan obat tersebut.

Bahkan, produsen otomotif dalam negeri pun bisa kebagian peluang bisnis. Menurut Agus, para produsen otomotif dapat memproduksi alat kesehatan, seperti ventilator atau alat bantu pernapasan.

“Untuk supply ventilator akan dibuat prototipe sederhana yang dapat diproduksi massal melalui kerja sama antara industri otomotif dengan industri komponen,” ujar Agus.

Lebih lanjut, salah satu bentuk dukungan kepada pelaku industri agar bisa berproduksi, pemerintah telah menerbitkan stimulus ekonomi kedua berupa pembebasan sementara bea masuk bahan baku industri, kemudahan proses importasi bahan baku, serta penjaminan ketersediaan pasokan pangan strategis.

Related