Salah satu elemen penting dalam pengembangan destinasi adalah aksesibilitas. Ini yang saat ini sedang didorong oleh Kementerian Pariwisata pada destinasi di Morotai, Maluku Utara. Selama ini, Morotai memiliki daya tarik wisata yang tinggi.
“Morotai adalah satu dari sepuluh destinasi wisata terbaik di Indonesia. Selain itu, banyak penggemar wisata bahari yang datang ke tempat ini. Namun, aksesnya masih terbatas. Semoga tahun ini ada penerbangan langsung sehingga memperpendek jarak yang harus ditempuh para wisatawan,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata, pada kunjungan kerja ke Morotai, Maluku Utara, (6/8/2019).
Arief mengatakan, Morotai harus bisa menarik wisman potensial dari negara-negara Asia yang letaknya tidak jauh dari Indonesia. Selain itu, Morotai juga harus mampu menarik wisatawan dari dalam negeri.
“Kita harus menarik wisatawan dari Filipina, Taiwan, Singapura, China, Hongkong, Korea. Selain itu kita juga bisa menarik wisatawan dari Manado untuk melanjutkan perjalanan ke Morotai,” ujar Arief.
Mengenai potensi wisatawan dari Manado, Menpar mengatakan bahwa kesediaan akses yang telah ada saat ini, yakni Manado – Ternate – Morotai dapat diteruskan seiring pengembangan potensi daerah dan peningkatan kunjungan wisatawan. Jika jumlahnya terus bertambah, maka jalur penerbangan langsung pun dapat dibuat oleh pihak maskapai.
Kesiapan aksesibilitas di Morotai bisa menjadi pintu masuk bagi para investor untuk melakukan investasi di bidang pariwisata. Jika bandara dan pelabuhan sudah siap, maka wisatawan akan berdatangan sehingga nilai investasinya juga meningkat.
Lebih lanjut mengenai potensi wisata Morotai, Arief mengatakan, pihaknya mendukung agar daerah termasuk Morotai terus mengembangkan atraksi wisata yang menarik.
“Warga Maluku sebagian besar suka menari dan menyanyi, dari kebiasaan itu, kita bisa simpulkan daerah ini memiliki potensi festival yang bagus,” katanya. “Morotai harus memiliki atraksi yang unik dan bagus serta akses yang baik sehingga wisatawan berdatangan ke Morotai. Daerah ini menarik karena masyarakatnya memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi. Kebiasaan mereka menyanyi dan menari merupakan hal baik yang bisa dikembangkan dalam bentuk festival rakyat.”
Arief berkesempatan mengunjungi Museum Perang Dunia II dan Trikora yang terletak di Desa Wawama, Morotai. Museum ini dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat dalam operasi Trikora.
Selanjutnya, Menpar meninjau lokasi KEK Morotai yang masih dalam tahap pengerjaan. Kawasan ini memiliki luas area 1.101,76 ha dan merupakan pulau terluar di sisi timur laut Indonesia yang dekat dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur.
Selain itu, Menpar juga mendatangi Pulau Dodola, salah satu pulau di Morotai yang menjadi daya tarik wisatawan saat berkunjung. Menpar sekaligus meninjau fasilitas glamping dan spot selfi di tempat itu.