Pasar obat herbal menyimpan potensi yang sangat besar. Setiap tahun nilai pasar obat herbal di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. “Saat ini nilainya sudah mencapai belasan triliun,” ungkap Ferry Soetikno, Presiden Direktur PT Dexa Medica.
Tak hanya karena nilai pasarnya saja yang besar, Indonesia juga dikenal sebagai negara terkaya kedua di dunia akan spesies tanaman obat. Sedikitnya ada sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah diidentifikasi yang terdapat di Indonesia. Ini merupakan potensi yang sangat besar khususnya bagi industri kesehatan, baik sebagai obat, makanan kesehatan atau hal lain yang berkaitan dengan kesehatan.
Karena alasan itu, Ferry menyebutkan bahwa Dexa saat ini banyak melakukan riset tanaman obat Indonesia. “Dexa sangat serius dalam mengembangkan obat herbal,” ungkap Ferry.
Menurut Ferry, pasar herbal di Indonesia bisa menjadi sangat besar. Pasalnya, konsumen Indonesia sudah sejak lama mengenal produk jamu yang sejatinya menjadi cikal bakal produk herbal. “Edukasi konsumen jadi lebih mudah,” ujarnya.
Namun, Ferry menegaskan bahwa obat herbal harus memiliki differensiasi yang jelas ketimbnag jamu. “Kalau sama saja dengan jamu, percuma,” tegasnya. Karena itu, dibutuhkan pembuktian secara medis bahwa obat tersebut memang benar memiliki khasiat, yaitu melalui uji klinis. “Harus bisa dibuktikan secara medis bahwa obat tersebut memang memiliki khasiat dan tidak memiliki efek negatif secara jangka panjang,” jelasnya.
Diakuinya, memang dibutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk melakukan riset dan uji klinis. Namun, bagi Dexa itu merupakan konsekuwensi dari strategi pengembangan usaha ke depan. “Saat ini Dexa masih dalam tahap menabur benih,” ungkapnya. Ferry yakin, dalam waktu 3 hingga 5 tahun ke depan, Dexa akan menuai hasil yang baik dari investasi yang mereka lakukan saat ini.
Dia menyebutkan, herbal akan menjadi industri masa depan bagi Dexa. Berkaca pada produk herbal yang telah dimiliki Dexa sebelumnya, yaitu Stimuno, Ferry yakin Dexa akan terus berkembang di masa-masa mendatang. “Pasar Stimuno terus tumbuh dari tahun ke tahun. Itu merupakan bukti bahwa herbal bisa diterima konsumen Indonesia,” ujarnya.