DFSK Bendung Ekuitas Merek Brand Otomotif dengan Experiential Marketing

marketeers article

Pabrikan otomotif asal China DFSK tengah berjibaku merebut perhatian konsumen Indonesia. Mereka pun menghadapi tantangan besar, yakni kekuatan merek-merek otomotif Jepang yang lebih dulu di pasar Indonesia sejak lama. Kenapa Jepang? Karena memang bisa dikatakan 3 besar pabrikan otomotif Indonesia berasal dari Jepang. Apalagi DFSK bermain di pasar mobil penumpang yang telah lama dijejali produk Jepang.

Kondisi tersebut pun tidak menyurutkan optimisme mereka dan terus mengerahkan kekuatan. Salah satu yang menjadi andalan mereka dengan menggunakan strategi experiential marketing. Hal ini yang dilakukan DFSK di panggung GIIAS 2018 dengan program Super Experience Activity bertajuk By Dreams to Glory.

“Kami mengangkat By Dreams to Glory sebagai konotasi spiritual dalam merilis rangkaian rencana pasar serta meluncurkan program yang berfokus pada pengalaman,” jelas Franz Wang, Managing Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile.

Beberapa program yang mereka gelar sampai 12 Agustus di GIIAS 2018, di antaranya Professional Test Training, yakni ajang test drive untuk konsumen bersama pelatih mengemudi profesional, lalu a Happy Family Reunion yang mengangkat tema keluarga di dalam program test drive untuk menikmati kehidupan di dalam mobil. DFSK juga menggelar program undian berhadiah untuk para peserta Super Experience Activity ini dengan grand prize satu unit DFSK Glory 580.

“Kami percaya tidak akan cukup alasan bagi konsumen untuk membeli jika hanya melihat produk kami. Mereka akan beli ketika sudah mencoba kehalusan akselerasi mobil dan beragam fitur di dalamnya,” lanjut Franz.

Selain itu, di panggung GIIAS, DFSK juga mengadakan program penjualan berupa uang muka Rp 30 juta dengan booking fee Rp 5 juta. Lebih menariknya lagi, DFSK juga punya program Lucky Dip untuk merebutkan gawai iPhone X dan lainnya.

Meski tidak disebutkan secara langsung, DFSK tengah bergelut melawan ekuitas merek besar lainnya dengan mengajak konsumen mencoba produk mereka. “Pasar Indonesia harus kami masuki dengan hati-hati dan penuh kepedulian. Strategi kami adalah dengan berinvestasi bukan hanya di pembangunan network, juga layanan. Customer first adalah kata kuncinya,” imbuh Franz.

Saat ini, DFSK telah memiliki 26 jaringan. Dan memasang target hingga 50 jaringan 3S (Sales, Service, Sparepart) sampai akhir tahun 2018. Salah satu pasar potensial adalah Surabaya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

 

Related