Di Balik Ide Marketing Nyeleneh Ala Grab

marketeers article

Sebagai penyedia layanan transportasi online, Grab mengakui bahwa metode pemasaran yang dilakukan cenderung lain daripada yang lain. Hal ini disampaikan oleh Cheryl Goh selaku Vice President of Marketing Grab.

“Biasanya ketika melakukan online marketing yang diukur adalah banyaknya followers dan likes. Kami justru mengukur jumlah perjalanan, tarif, pengemudi, dan seberapa banyak penumpang mereferensikan perjalanannya,” ujarnya dalam gelaran ASEAN Marketing Summit 2016 di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Kampanye yang cukup aneh dilakukan ketika Grab melakukan rebranding dari GrabTaxi menjadi Grab. Alih-alih membuat serangkaian promosi dalam beragam bentuk baik audio visual, Grab justru mengajak pegawai Grab termasuk para petingginya di berbagai negara untuk menjadi supir mengantarkan para penumpang mereka saat itu.

“Pegawai kami mengantarkan penumpang sambil menceritakan apa arti rebranding ini bagi perusahaan kepada penumpang,” terang Goh.

Hal unik juga terjadi ketika Grab berusaha untuk meraih banyak pengguna baru. Biasanya perusahaan digital akan melakukan serangkaian promosi melalui kanal digital. Namun, Grab justru memanfaatkan papan billboard sebagai sarana untuk meraih pengguna baru.

“Beberapa agensi bilang metode seperti itu sudah usang, namun kami tetap memutuskan menggunakan itu. Hasilnya memuaskan bagi kami,” tutup Goh.

Editor: Sigit Kurniawan

Related