Anda mungkin tak asing lagi dengan produk naungan PT Sewu Segar Primatama (SSP) Re.juve yang belakangan kian memperluas ekspansi bisins mereka ke berbagai area. Langkah ini kemudian mendorong PT SPP mengadopsi teknologi High Pressure Processing (HPP) yang diyakini dapat menjaga kandungan nutrisi dan memperpanjang masa pajang produk (shelf life) hingga enam kali lebih lama tanpa bahan pengawet.
Managing Director PT Sewu Segar Primatama Richard Anthony menyampaikan, pengadopsian teknologi HPP merupakan langkah strategis dalam rencana ekspansi Re.juve.
“Dengan membangun fasilitas produksi (Real Cold-Pressed Facility/CPF) secara terintegrasi dengan teknologi HPP, kami dapat memiliki kapasitas tahunan mencapai 15 juta botol sehingga bisa merambah pasar di luar Jabodetabek dapat menikmati produk cold-pressed juice yang 100% segar, murni, dan alami,” ungkap Richard di Tangerang, Banten, Rabu (12/12/2018).
Re.juve menjadi pemain pertama di Indonesia dengan pabrik yang terintegrasi dengan teknologi HPP. “Ini adalah pabrik pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan menggunakan teknologi HPP. Tentunya pabrik ini dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri dari sektor holtikultura,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Peresmian fasilitas PT SSP tersebut diyakini Airlangga menjadi momentum tepat untuk merevitalisasi sektor industri makanan dan minuman di Indonesia agar lebih modern dan berdaya saing global.
“Baru sedikit negara di Asia bahkan dunia yang mengadopsi teknologi HPP, sehingga kita harus mengambil keuntungan dari keunggulan tersebut,” jelas Airlangga.
Teknologi HPP milik PT SSP dipasok oleh Hiperbaric, penyedia peralatan teknologi HPP terbaik di dunia, yang telah merevolusi industri makanan dan minuman di Amerika Serikat dan Eropa dalam menikmati minuman dan makanan segar, termasuk cold-pressed juice.
Menperin meyakini, upaya tersebut dapat mewujudkan aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni menjadikan Indonesia masuk sebagai 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. “Kuncinya di industri 4.0 adalah sumber daya manusia dan teknologi,” tutur Airlangga.
Editor: Sigit Kurniawan