Coca-Cola. Siapa yang tidak mengenal merek ini? Minuman berkarbonasi ini rupanya sudah menjadi top of mind di kalangan masyarakat. Sudah tidak diragukan lagi bila Coca-Cola telah merajai pangsa pasar untuk minuman soda di Indonesia dan berbagai negara lainnya. Meski telah menjadi top of mind, Coca-Cola tidak ingin lengah dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumennya. Coca-Cola ingin selalu menjadikan konsumennya merasa istimewa.
Sejalan dengan hal tersebut, bertepatan dengan menjelang kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70, Coca-Cola meluncurkan kampanye Share A Coke di Indonesia. Sesuai usia kemerdekaan negara kita, kampanye Share A Coke menghadirkan 70 nama populer di Indonesia pada kemasan Coca-Cola. Coca-Cola memberi sentuhan yang personal kepada konsumennya dengan menghadirkan 70 nama populer, seperti Putra, Putri, Wulan, Mila, Rizki, Adit, Budi, dan sederet nama lainnya yang sudah tidak asing. “Melalui kampanye ini, Coca-Cola berharap dapat menciptakan momentum berbagi kegembiraan dengan kekuatan sebuah nama,” ujar Suryanto Gunawan, Marketing Manager Coca-Cola Indonesia kepada Marketeers.
Dalam menghadirkan kampanye ini, tentunya Coca-Cola telah menyiapkan content marketing dengan matang. Mulai dari persiapan kampanye Share A Coke hingga kampanye ini bergulir. Untuk itu, Coca-Cola memiliki tim yang terdiri dari tim spesialis marketing, konten, media, dan digital.
“Tim marketing bertugas untuk menggali insight hingga pembuatan ide kreatif. Selain itu, ada tim konten. Mereka akan diberikan pengarahan mengenai strategi yang akan dipakai. Dari itu, mereka akan menghasilkan konten sesuai dengan strategi yang diarahkan,” tambah Suryanto.
Setelah itu, tim konten bekerja sama dengan tim media dan digital untuk menciptakan konten. Sesuai dengan Coca-Cola Content 2020, Coca-Cola memiliki strategi untuk menciptakan konten yang liquid dan linked. Konten yang liquid maksudnya adalah konten harus bisa digunakan di berbagai medium. Jadi, materi bisa digunakan untuk TV commercial maupun untuk konten digital.
Tidak hanya itu, konten pun harus linked untuk semua media, baik TV maupun billboard. “Apalagi saat ini sekarang terekspos melalui multiscreen. Kini kecenderungan orang lebih banyak melihat layar ponsel mereka dibandingkan menonton TV. Itulah mengapa penting membuat konten yang liquid dan linked,” pungkas Suryanto.