Timnas selakbola China pernah masuk ke ajang Piala Dunia di Korea Selatan dan Jepang pada tahun 2010. China gagal mencetak gol, bahkan kebobolan sembilan kali, dan mesti keluar di babak penyisihan grup. Tetapi, meskipun China tak lagi bermain di Piala Dunia 2018, negara itu masih memiliki dampak yang cukup besar. Tujuh dari 19 sponsor Piala Dunia adalah perusahaan Tiongkok. Mengapa banyak sekali?
Piala Dunia adalah turnamen berharga bagi FIFA, perusahaan multimiliar dolar yang berbasis di Zurich yang mengatur sepak bola dunia. Pada perhelatan Piala Dunia 2014 di Brazil, FIFA memperoleh pendapatan sebesar US$ 5,4 miliar, sebagian besar berasal dari hak siar televisi dan sponsor perusahaan.
Pendapatan dari hak siar televisi mencapai US$ 2,4 miliar. Sementara, pendapatan dari sponsor sebesar US$ 1,6 miliar. Torehan itu amat membantu mengimbangi biaya operasional penyelenggaraan Piala Dunia yang sebesar US$ 2 miliar.
Piala Dunia menjadi salah satu acara televisi yang paling banyak ditonton di dunia. Tak ayal, banyak merek berkompetisi secara ganas untuk mendapatkan slot sponsor.
Kondisi itu telah berubah. Pada tahun 2015, jaksa Amerika mendakwa sekitar 40 individu dan entitas yang terkait dengan FIFA dalam berbagai tuduhan seperti korupsi, pemerasan, penipuan dan konspirasi pencucian uang. Tuduhan itu memicu kekhawatiran yang meluap-luap di antara mitra sponsor tentang apakah hubungan mereka dengan FIFA akan membuat reputasinya menurun.
Perusahaan seperti Emirates, Continental, Johnson & Johnson dan Sony menolak memperbarui kontrak sponsor ketika kerja sama berakhir. Beberapa perusahaan berbaris untuk mengambil spot kosong itu. Dari 34 tempat sponsor yang ditawarkan untuk turnamen di Rusia, hanya 19 yang telah diisi. Ini merupakan perubahan besar sejak tahun 2014 ketika paket sponsor terjual habis jauh sebelum kick-off.
Meski harus diakui, dunia usaha mungkin akan bereaksi berbeda jika Piala Dunia tahun ini dihelat di Spanyol ketimbang Rusia yang tidak dipercaya oleh Dunia Barat.
FIFA membuat kesepakatan baru sejak skandal itu terkuak. Ia telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Rusia, Qatar (yang menjadi tuan rumah turnamen pada tahun 2022) serta China. Beberapa sponsor China adalah perusahaan telepon seluler Vivo; produsen elektronik Hisense; perusahaan skuter listrik Yadea; perusahaan susu terbesar kedua di China Mengniu; dan konglomerat yang bergerak di bidang properti dan jaringan bioskop Dalian Wanda.
Sekitar satu dari lima warga China menonton turnamen Piala Dunia 2014 di televisi. Saat itu, hanya satu perusahaan China yang mensponsori turnamen. Presiden China Xi Jinping adalah penggemar sepak bola. Ia tidak merahasiakan keinginannya agar China lolos ke Piala Dunia, menjadi tuan rumah turnamen dan akhirnya memenangkannya.
Menurut Nielsen, kehadiran sponsor China di turnamen ini dapat dilihat sebagai cara untuk menarik Piala Dunia agar dihelat di negara itu. “Dalam bahasa kasarnya, ini adalah potensi uang.”
Editor: Sigit Kurniawan