AppsFlyer, perusahaan analisis marketing mobile SaaS dan platform atribusi, telah mengeluarkan laporan indeks performa dwitahunannya. Ini adalah laporan komprehensif bagi pemasar aplikasi yang memberi peringkat untuk sumber media periklanan mobile. Temuan ini didasar pada hasil analisis 295 sumber media, 14,5 miliar jumlah aplikasi ter-install, dan 25 miliar penggunaan aplikasi sepanjang semester pertama 2018.
Tahun ini, mungkin merupakan tahun paling penuh tantangan dalam sejarah Facebook. Ia sempat menghadapi kesulitan di pasar saham atas putusan pengadilan yang telah merusak kepercayaan konsumen. Akan tetapi, raksasa teknologi itu masih tetap menjadi saluran penting bagi pemasar mobile di Asia Tenggara, khususnya yang melibatkan konsumen akhir.
Pengembalian investasi atau Retun-On-Investment (ROI) Facebook pada pembelanjaan iklan secara konsisten terus mengungguli pesaingnya seperti Google Ads dan AppLovin. Ini pun terjadi di berbagai kategori, termasuk gem, utilitas, dan belanja.
Salah satu temuan lain menyatakan bahwa pertumbuhan Google terus berlanjut. Porsi Google dalam jumlah aplikasi yang ter-instal secara non-organik meningkat 23% di seluruh dunia. Ini terutama didorong oleh pasar negara berkembang di Amerika Latin, India dan Asia Tenggara. Fokus Google pada mobile dan pengenalan Universal App Campaigns (UAC) juga berkontribusi pada hal ini.
Kendati merekah, penipuan pemasangan aplikasi mobile masih merupakan tantangan besar bagi industri, dan ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Aplikasi non-gem memiliki tingkat penipuan empat kali lebih tinggi daripada aplikasi gem. Aplikasi belanja paling terpengaruh, diikuti oleh aplikasi gaya hidup.
Ketika membandingkan indeks aplikasi gem yang dulu dengan saat ini, ada sekitar 20% lebih sedikit platform yang digunakan. Artinya, pemasar aplikasi gem semakin memahami tentang bagaimana dan di mana anggaran mereka harus dihabiskan untuk memasakan aplikasi gemnya.
Sementara jaringan retargeting menurun dalam kualitas. Facebook dan Criteo mendominasi penargetan ulang di aplikasi mobile. Namun, kualitas mereka dibandingkan dengan platform lain telah menurun dibandingkan dengan indeks retargeting sebelumnya.
Editor: Eko Adiwaluyo