Di Masa Depan, Robot dan Manusia Tetap Akur

marketeers article
46594528 portrait of young businessman with toy robot in modern loft office. success, creative and innovation technology concept. copy space for your text

Ada kekhawatiran perkembangan robot saat ini bakal membahayakan kehidupan manusia. Kecemasan ini bukan sembarang kecemasan. Pasalnya, hal ini bukan saja diungkapkan oleh masyarakat umum, tetapi oleh seorang pakar dunia, mendiang Stephen Hawking.

Sebelum meninggal, Hawking terkenal cukup vokal dengan keprihatinannya akan perkembangan robot dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Penulis A Brief History of Time ini pernah mengatakan pada masa depan, kecerdasan manusia yang termanifestasi dalam robot-tobot ini akan mengungguli dan menggantikan peran manusia. “Saya khawatir, kecerdasan buatan ini akan menggantikan manusie sepenuhnya,” ujar Hawking.

Meski hal itu dikatakan oleh pakar sekelas Hawking, banyak tokoh tetap optimistis bahwa perkembangan robot tak akan menggantikan manusia. Sebaliknya, robot-robot ini akan semakin mendukung kehidupan manusia di masa depan. Pandangan positivis ini diungkapkan oleh Paul R, Daugherty dan James Wilson dalam bukunya berjudul “Human+Machine: Reimagining Work in the Age of AI.”  Keduanya bilang, di masa depan, robot dan manusia justru akan akur bahu membahu dalam mengerjakan tugas-tugas manusia.

Mereka bilang orang-orang terlalu cemas berlebihan soal masa depan robot. Memang, banyak peran manusia akan digantikan oleh robot nantinya. Sebuat saja robot akan menggantikan sopir taksi, armada pengiriman, dan truk. Meski demikian, kedua penulis ini menegaskan kekuatan AI tetap akan berfungsi sebagai pelengkap dan penambah kemampuan manusia.

Mesin memang disetel sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan menganalisis berdasarkan sistem algoritma yang ditanamkan di dalamnya. Tetapi, mereka tidak bisa mengambil keputusan yang membutuhkan kebijakan atau diskresi. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh manusia. Manusia dibutuhkan untuk menyelesaikan kasus-kasus dan informasi yang ambigu, melakukan penilaian atas kasus-kasus yang sulit, dan berurusan langsung dengan pelanggan yang tidak puas dan membutuhkan pendekatan manusia dan bukan mesin.

Kesimpulannya? Analisis bisa dipegang oleh robot tapi wisdom tetap ada di tangan manusia. Bagaimana pendapat Anda?

Related