Di Tengah Perlambatan, Ekonomi Indonesia Tetap Terjaga

marketeers article

Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga pada tahun 2019 meskipun terjadi perlambatan ekonomi dunia. Kesimpulan ini dilontarkan dari forum Global Research Briefing bertajuk “Global Focus-Economic Outlook 2019” yang digelar oleh Standard Chartered Bank di Jakarta, Kamis (24/1/20190.

Menurut Edward Lee, Head ASEAN Economic Research Standard Chartered (Stanchart), perekonomian global diproyeksikan akan mengalami perlambatan pada tahun ini. Pertumbuhannya diprediksi sebesar 3,6% dibanding 3,8% tahun lalu. Tren ini diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2020.

Bank juga melihat sejumlah risiko yang dapat memperlambat pertumbuhan global di tahun-tahun berikutnya, di antaranya perangf dagang Cina dan Amerika Serikat, suhu politik di Eropa, dan rentannya harga minyak dunia.

Stanchart memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tetap mengalami pertumbuhan tahun ini karena ditunjang oleh keberhasilan proyek infrastruktur nasional, daya beli masyarakat meningkat, serta pemulihan investasi swasta untuk mengimbangi permintaan dari luar yang mengalami penurunan.

“Kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati ditunjang dengan reformasi struktural yang berkelanjutan akan mampu meningkatkan sentimen dan kepercayaan investasi. Yang lebih menarik lagi, tahun ini merupakan tahun politik bagi Indonesia. Hal ini tentu saja akan berdampak pada dunia bisnis dan investasi nasional,” ujar Aldian Taloputra, Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia.

Selain itu, Stanchart memproyeksikan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat hingga akhir tahun pada kisaran Rp 14.600/USD. Aldian menambahkan, nilai tukar rupiah tidak akan tertekan pada awal tahun ini. Tapi, pelemahan diperkirakan baru akan terjadi pada semester kedua tahun ini.

“Jadi, secara keseluruhan rupiah trennya cukup baik, kita lihat semester pertama Rp 13.800 sampai Rp 14.000 per dollar dan semester dua Rp14.000 sampai Rp14.600,” ujar Aldian.

Menurutnya, banyak faktor yang membuat nilai tukar rupiah baru akan tertekan pada semester kedua tahun ini. Salah satunya, kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan baru akan naik pertengahan tahun ini.

    Related