Liam Payne sering bercerita tentang perjuangannya melawan kecemasan dan kecanduan sebelum meninggal dunia pada 16 Oktober 2024. Ia tak segan mengungkapkan bagaimana ketenaran membawa dampak besar terhadap kesehatan mentalnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Men’s Health Australia pada 2019, Payne mengaku sempat menggunakan alkohol sebagai cara untuk mengatasi beban yang datang dengan ketenaran. Ia pun membeberkan bahwa situasi serupa telah terjadi sejak lama di industri hiburan.
Salah satu dampak dari ketenaran yang dialami Payne adalah kecemasan. Ia mengakui bahwa ketenaran bersama One Direction membuatnya mengalami agorafobia, sebuah kondisi saat seseorang takut berada dalam situasi yang sulit melarikan diri atau mendapatkan bantuan.
BACA JUGA: Mengenal 6 Manfaat Niacinamide pada Skincare untuk Perawatan Kulit
“Saya tidak pernah ingin meninggalkan rumah, bahkan untuk hal-hal sederhana seperti pergi ke toko. Saya bisa merasakannya sekarang—kecemasan yang mengerikan, seperti berkeringat deras di dalam mobil sambil berpikir, ‘Saya tidak ingin melakukan ini,” ujarnya kepada Esquire Middle East, dikutip Rabu (23/10/2024).
Kecemasan seperti yang dialami Payne tidak hanya membuatnya merasa terkurung, melainkan juga mendorongnya untuk mencari pelarian, salah satunya melalui alkohol. Ini menggambarkan bagaimana kecemasan bisa memicu kecanduan, sebuah kondisi yang sering terjadi bersamaan.
Bagaimana kecemasan berujung pada kecanduan?
UK Addiction Treatment Centres menyebut bahwa banyak orang dengan gangguan kecemasan cenderung beralih ke alkohol atau zat lain untuk meredakan ketakutan mereka dalam situasi yang mana mereka merasa tertekan.
BACA JUGA: Hasil Autopsi Buktikan Liam Payne Konsumsi Pink Cocaine, Apa Itu?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menderita gangguan mental, termasuk kecemasan, berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kecanduan. Hal ini disebut sebagai “diagnosis ganda” atau gangguan yang terjadi bersamaan, yang mana seseorang menghadapi dua masalah mental sekaligus.
Orang dengan gangguan mental memang kerap beralih ke alkohol atau obat-obatan lain untuk membantu mengatasi kecemasan. Misalnya, orang yang menderita fobia sosial mungkin minum alkohol untuk menghilangkan hambatan sosial mereka dan meredakan kecemasan.
Ya, dalam banyak kasus, orang dengan gangguan mental mungkin menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengurangi kecemasan. Padahal, kebiasaan ini justru akan menciptakan ketergantungan baru yang semakin memperburuk kondisi mereka.
Itulah sebabnya, penting untuk mencari bantuan dari profesional agar gangguan kecemasan tidak berkembang menjadi kecanduan.
Editor: Ranto Rajagukguk