Xiaomi, produsen smartphone asal Cina secara diam-diam menghentikan layanan keuangan di India. Itu dilakukan kurang dari tiga tahun setelah meluncurkan aplikasi pembayaran dan pinjaman di salah satu pasar utamanya.
Dilansir dari Techcrunch, Jumat (28/10/2022), Xiaomi menarik aplikasi Mi Pay dan Mi Credit di India dari Play Store dan toko aplikasinya sendiri. Mi Pay memungkinkan pengguna melakukan transaksi di jaringan pembayaran nasional UPI.
BACA JUGA: Xiaomi Mix Fold 2, Smartphone Lipat Berlensa Leica
Aplikasi itu tidak lagi terdaftar di antara aplikasi UPI yang diakui NCPI, sebuah badan industri yang mengawasi UPI. Berhentinya operasi jasa keuangan itu merupakan kemunduran bagi Xiaomi India, yang menguasai pasar smartphone di negara tersebut.
Apalagi, produsen itu secara agresif memperluas penawarannya untuk meningkatkan keuntungan karena bisnis smartphone-nya hanya mengambil margin yang tipis.
BACA JUGA: Pendapatan Turun 20%, Xiaomi Putuskan PHK 900 Pekerja
“Kami menutup layanan Mi Financial Services pada Maret 2022. Dalam kurun waktu empat tahun, kami dapat menghubungkan dan mendukung ribuan pelanggan,” kata juru bicara Xiaomi India.
Xiaomi meluncurkan layanan keuangan Mi Pay di India pada Maret 2019. Aplikasi itu telah mengumpulkan lebih dari 20 juta pengguna terdaftar di negara itu pada tahun yang sama saat dirilis. Selanjutnya, perusahaan meluncurkan Mi Credit, aplikasi pembiayaan yang menawarkan pinjaman US$ 70 hingga US$ 1.400 dengan suku bunga rendah.
Aplikasi Mi Credit mengakses histori panggilan dan percakapan pesan untuk mencari informasi transaksi dan beberapa detail lainnya untuk menentukan kelayakan kredit. Pada Agustus tahun lalu kepala Xiaomi India saat itu, Manu Jain mengatakan perusahaan berencana menjadi salah satu pemain terbesar di pasar fintech India melalui aplikasi Mi Credit dan Mi Pay.
Kala itu, Xiaomi menganggap India sebagai pasar terbesar untuk Mi Credit setelah Cina. Sejumlah raksasa digital, termasuk Facebook dan Google telah memasuki pasar pinjaman online (pinjol) India, dengan menawarkan pinjaman usaha kecil melalui mitra.
Berdasarkan data dari Boston Consulting Group, pasar pinjol di India bisa bernilai US$ 1 triliun pada tahun 2025. Tahun lalu, Xiaomi berencana membawa beberapa layanan keuangan lain, termasuk pinjaman emas, kartu kredit dan asuransi ke India.
Tidak diketahui secara jelas alasan Xiaomi menyetop operasi layanan keuangannya di India. Akan tetapi, langkah itu terjadi saat bank sentral India tengah mengusulkan aturan ketat seputar pinjol, terutama akses data dari smartphone pengguna.
Produsen smartphone ini juga tengah diawasi ketat oleh lembaga pemerintah India. Direktorat Penegakan India awal tahun ini menyita rekening bank Xiaomi India setelah perusahaan kedapatan mengirimkan US$ 725 juta kepada tiga entitas berbasis asing dengan kedok pembayaran royalti.