Diancam Trump, ByteDance Siap Lepaskan Operasional TikTok di Amerika
Sejumlah influencer TikTok di Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini telah mengucapkan selamat tinggal kepada para pengikutnya. Hal tersebut dilakukan mengikuti rumor larangan operasional aplikasi video ini oleh Presiden AS Donald Trump.
Untuk menghindari larangan tersebut, TikTok pun tidak ambil diam. ByteDance sebagai induk perusahaan menawarkan penjualan operasional di AS. Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah Trump menerima gagasan itu.
Dilansir NY Times, Microsoft dan beberapa perusahaan lainnya telah masuk dalam daftar pembeli. Tetapi, belum ada kesepakatan yang tercapai. Perusahaan-perusahaan tersebut tampaknya menunggu langkah lanjutan Trump.
Staf resmi Gedung Putih mengungkapkan bahwa keputusan presiden tersebut merupakan bentuk dari kekhawatiran terhadap potensi ancaman keamanan nasional dari aplikasi milik perusahan China itu.
“Kami tidak akan mengomentari rumor atau spekulasi yang berkembang. Kami yakin terhadap kesuksesan jangka panjang TikTok,” ujar perwakilan TikTok, Sabtu (01/08/2020) lalu.
Jumlah pengguna TikTok di AS saat ini mencapai sekitar 100 juta orang. Namun, usulan untuk divestasi TikTok ini tampaknya tidak akan terlalu memengaruhi bisnis perusahaan di luar AS. Pasalnya, operasional bisnis TikTok sudah tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Tekanan yang dihadapi TikTok telah berlangsung selama berbulan-bulan. Pembuat kebijakan dan staf pemerintahan terus menunjukkan kekhawatiran tentang keberlangsungan aplikasi tersebut di AS. Meski sudah menyangkal tuduhan tentang kemungkinan akses data TikTok oleh pemerintah China, Trump terus mengungkapkan penolakannya terhadap kehadiran aplikasi ini di Amerika Serikat.
Editor: Ramadhan Triwijanarko