Bukan rahasia lagi bahwa kualitas bus antar kota di Indonesia masih jauh dari kesan WOW. Hal ini menjadikan banyak warga Indonesia yang ragu atau malas menggunakan moda transportasi ini.
“Kondisi bus umum turun terus. Orang berpikir ketika akan naik bus. Bus sudah dikasih AC, tapi pas mudik hanya 70% yang menggunakan,” kata Irjen Pol (Purn) Pudji Hartanto Iskandar, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dalam acara MarkPlus Center for Automotive, Transportation dan Logistics di MarkPlus Main Campus, Jakarta.
Akibatnya ketika musim mudik Lebaran tiba, orang lebih senang pulang kampung kendaraan pribadi. Hal inilah yang membuat kejadian Brexit terjadi.
Pudji mengatakan, kondisi bus di Indonesia memang cukup mengkhawatirkan. “Berdasarkan ramp check pada bus AKAP, dari 100 bus, sekitar 80 bus tidak layak jalan. Mulai dari perlengkapan hingga administrasi,” katanya.
Menurut catatannya, dari inspeksi yang dilakukan Kementerian Perhubungan terhadap 11.155 bus, terdapat 5.065 bus yang diperkenankan layak berangkat atau sekitar 45%. Sedangkan sekitar 18% bus melakukan pelanggaran administrasi, sekitar 63% melakukan pelanggaran teknis seperti tidak memiliki rem parkir, spedometer, sabuk, kaca depan dan ban; dan sekitar 19% melakukan pelanggaran penunjang, seperti masalah wiper, lampu, kaca spion, dan klakson.
Pudji pun berharap PO bus di Indonesia mau menjadi pelopor keselamatan. Dia pun menganjurkan agar PO bus mau melakukan 5 mau, yaitu mau berubah, mau turun ke lapangan, mau tegur dan sapa, mau terima saran, mau berbuat.
Cita-cita Smakin pun harus dilakukan oleh para pemain. “Yaitu smakin baik (moralnya), smakin profesional (kerjanya), smakin tertib (administrasinya), smakin tanggap (perilakunya), dan smakin WOW (semuanya). Jadi memang dibutuhkan kerja sama dari semua pihak,” katanya.