Upaya pemerintah dalam menggalakkan cashless society menjadi berkah bagi pelaku industri digital. Seperti PT Dimo Pay Indonesia, penyedia layanan teknologi finansial, yang mulai gencar menggandeng mitra ritel demi meningkatkan penetrasi transaksi non tunai di Tanah Air.
Hal ini ditandai lewat kerjasama antara Dimo dengan penyedia mesin EDC Kartuku dan Kawan Lama Retail. Kerja sama ini memungkinkan seluruh ritel di bawah naungan Kawan Lama Retail serta mesin-mesin EDC milik Kartuku bisa melakukan transaksi Pay by QR, teknologi pembayaran berbasis QR code yang dikembangkan oleh Dimo.
“Dimo hadir untuk menjembatani antara perusahaan ritel dengan institusi perbankan. Kami menyediakan teknologinya. Sedangkan fiturnya sendiri hanya bisa digunakan di e-wallet,” turur Brata Rafly, CEO PT Dimo Pay Indonesia di Informa Kota Kasablanka, Selasa (1/11/2016).
Brata mengatakan kerja sama dengan kedua mitra tersebut mampu menjadi poin plus bagi Dimo. Pasalnya, Kawan Lama memiliki 350 gerai di 33 kota Indonesia, sedangkan Kartuku memiliki 30.000 mesin EDC yang tersebar di ribuan ritel. “Semakin banyak mitra kami, semakin mudah bagi kamu untuk mengajak mitra lain khususnya bank agar memanfaatkan teknologi ini,” tutur Rafly.
Ia mengakui bahwa meyakinkan bank untuk berkolaborasi tidaklah mudah. Akan tetapi, ia beragumen, dengan teknologi Pay by QR, nasabah bank akan dimudahkan. “Ketimbang e-wallet hanya untuk membeli pulsa dan PLN, sangat lebih berguna jika bisa dilakukan untuk berbelanja,” paparnya.
Saat ini, Dimo telah bekerja sama dengan 10 issuer meliputi perbankan dan pemain e-money, seperti BNI, Bank Sinarmas, BRI, Mandiri e-money, T-money, Indosat Dompetku, dan lainnya.
Sedangkan untuk klien ritel, Dimo telah mengantongi lebih dari 3.000 ritel di seluruh Indonesia dimana 70%-nya adalah ritel F&B. Ia beralasan, restoran atau kafe menjadi target pertama karena selain mudah dilakukan, volume transaksinya kecil.
“Kini kami masuk ke ritel seperti Ace Hardware dan Informa, sehingga volume transaksi dari Pay by QR akan lebih besar,” ungkap Rafly tanpa mau menyebut berapa nilai transaksi yang sudah dicapai Dimo dalam sebelas bulan operasionalnya di Indonesia.
Di sisi lain, Nana Puspa Dewi, Direktur Marketing Kawan Lama Group menjelaskan, metode pembayaran Pay by QR ini memberikan kemudahan bertransaksi bagi konsumen. Apalagi, konsumen semakin melek digital. “Kerja sama ini memberikan opsi transaksi non tunai kepada pelanggan Kawan Lama.”
Novi Tandjung, Commercial Director Kartuku menuturkan, kolaborasi pihaknya dengan Dimo dan Kawan Lama semakin memperkuat visinya sebagai penyedia pembayaran instore multiplatform.
“Visi kami adalah memberikan pembayaran terintegrasi. Apapaun kartu ATM/Kredit Anda, apapun e-money Anda, mesin EDC nya Kartuku. Ini hanya bisa tercapai lewat kolaborasi,” cetusnya.
Keuntungan QR Code
Secara lebih rinci, Barly menjelaskan, QR Code merupakan metode pembayaran non tunai yang sudah eksis sejak bertahun-tahun lalu. Namun, memang di Indonesia, teknologi ini baru berkembang setahun belakangan.
Menurutnya, keuntungan seseorang membayar menggunakan QR Code adalah ketika ia lupa membawa uang atau kartu debitnya, ia bisa memanfaatkan QR Code untuk bertransaksi.
“Asal punya kamera dan smartphone, seorang bisa bertransaksi lewat ponselnya,” tuturnya.
Transaksi tersebut tentu saja terhubung dengan penyedia layanan perbankan seperti akun bank atau e-wallet macam Doku dan T-Money. Nah, Barly bilang, untuk minimal transaksi menggunakan Pay by QR, disesuaikan dengan aturan masing-masing penyedia layanan.
“Info terakhir, BI memperbolehkan minimal saldo di e-wallet sebesar Rp 10 juta, naik dari Rp 5 juta,” katanya.
Selain itu, QR code juga membantu pemerintah untuk menerapkan inklusi keuangan, khususnya kepada ornag-orang yang belum terjangkau bank. “Ada sekitar 170 juta warga Indonesia yang belum memiliki akun bank,” ujarnya
Tambahan lagi, sambung Barly, teknologi ini juga membantu menghemat negara untuk mencetak dan mendistribusikan uang, sekaligus meminimalisir korupsi. Pasalnya, setiap aktivitas transaksi dapat terrekam secara digital.
“Ini juga membantu para UKM agar dapat melek teknologi dan mendorong transaksi non tunai. Lewat stiker yang ditempel di gerobaknya, pembeli bisa membayar belanjaannya lewat Pay by QR,” ucap Rafly lagi.
Meskipun perusahaan B2B, Dimo juga tetap melakukan aktivitas edukasi ke pengguna langsung. Namun memang, pihak mitralah yang biasanya melakukan edukasi ke konsumen atau nasabah.
“Target ke depan, selain ritel, kami harap teknologi ini juga digunakan di rumah sakit, apotek, maupun di transportasi online dan taksi. Sehingga, supir taksi tak perlu menumpuk uang tunai lagi,” pungkasnya.
Editor: Sigit Kurniawan