PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,82 triliun pada kuartal II 2023, atau naik 32,41% secara year on year (yoy). Hery Gunardi, Direktur Utama BSI mengatakan salah satu pendorong pencapaian tersebut adalah pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas dan dana pihak ketiga (DPK) yang bergerak positif.
“Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 221,90 triliun atau tumbuh 16,00% secara year on year yang didominasi oleh segmen ritel sebesar Rp 158,38 triliun,” kata Hery Gunadi dikutip dari website BSI, Rabu (20/9/2023).
Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana, pada kuartal II 2023 bank itu mencatatkan DPK sebesar Rp 252,52 triliun, yang didominasi oleh produk tabungan yang memberikan kontribusi sebanyak Rp 110,93 triliun. Atas hal itu, porsi current account saving account (CASA) BSI terus membaik yang didominasi dana murah sebesar 59,93%.
BACA JUGA: Langkah BCA Dalam Menawarkan Investasi Syariah dan ESG
Di satu sisi, ia juga menekankan penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci Bank Syariah Indonesia dapat menjaga kinerja sepanjang tahun berjalan 2023.
“Kami meyakini bahwa dengan penguatan GRC, BSI dapat terus merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan. Sebab, penerapan GRC yang terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social perseroan,” ucapnya.
Selaras dengan hal itu, BSI juga terus melakukan akselerasi, mix and match bisnis sesuai prinsip syariah dan berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia. Menurutnya, kinerja pembiayaan Bank Syariah Indonesia juga sejalan dengan kualitas pembiayaan yang terjaga yang tercermin dari non performing financing (NPF) gross sebesar 2,31% atau membaik dari posisi tahun sebelumnya sebesar 2,78%.
Hal ini juga berdampak baik pada cost of financing (CoC) menjadi 1,55%.
BACA JUGA: BSI Beroperasi Akhir Pekan, Kantongi Dana Pihak Ketiga Rp 30 Miliar
Kinerja solid BSI juga didorong dari kemampuan perseroan mengelola dengan baik rasio efisiensi dan rasio biaya yang berpengaruh terhadap business process dan operasional bank. Tercatat hingga Juni 2023, rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) perseroan mengalami perbaikan dari 74,50% menjadi 70,87%.
Efisiensi yang baik juga didukung oleh layanan berbasis digital melalui BSI Mobile, yang mencapai 5,39 juta user registered dengan total transaksi mencapai 170,70 juta transaksi per Juni 2023. Adapun jumlah merchant QRIS saat ini mencapai 188.000 di seluruh Indonesia.
Efisiensi bisnis juga berdampak positif pada return of asset (ROA) perseroan yang tercatat menjadi 2,36% dan return of equity (ROE) menjadi 17,27%.
“Dengan komposisi rasio keuangan yang balance, posisi dana yang kuat, serta kualitas pembiayaan yang baik, BSI optimis hingga akhir tahun pertumbuhan bisnis akan tumbuh double digit. Begitu juga dari sisi pertumbuhan nasabah, kami meyakini hingga akhir tahun bisa mencapai 20 juta nasabah,” tutur Hery.
Editor: Ranto Rajagukguk