Diprediksi Tumbuh 15%, Tahun Depan Transaksi Industri Properti Bisa Tembus Rp 200 Triliun
Asosiasi Pengusaha Properti Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan tahun 2022 terjadi pertumbuhan pada industri properti sebesar 10% hingga 15%. Pertumbuhan bakal didominasi oleh sektor hunian baik itu perumahan maupun apartemen.
Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP REI Amran Nukman mengatakan, pihaknya memproyeksikan nilai transasksi dari pertumbuhan industri properti mencapai Rp 200 triliun. Sebagian besar konsumen membidik hunian dengan rentang harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
“Kami berharap insentif dari pemerintah akan diteruskan pada tahun 2022. Sehingga, kalau pada tahun 2021 tumbuhnya masih di bawah 10% hitung-hitungan kami tahun depan secara over all berharap bisa tumbuh 10% hingga 15% . Dari nilai yang lumayan besar itu transaksinya kurang lebih sekitar Rp 200 triliun,” ujar Amran dalam acara MarkPlus Conference secara virtual, Rabu (8/12/2021).
Amran memetakan, jika pemerintah masih memberikan insentif pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN), maka pertumbuhan paling pesat akan terjadi pada rumah dengan harga Rp 500 hingga Rp 1 miliar. Termasuk juga hunian mewah dengan harga di atas Rp 2 miliar.
Sementara itu, rumah untuk masayarakat kelas menengah ke bawah dengan harga Rp 300 hingga Rp 500 juta akan tumbuh staganan atau bahkan cenderung menurun. Adapun peningkatan jumlah pembelian rumah juga dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan maupun pemerintah yang telah terbiasa bekerja di rumah atau work from home.
Jika kebijakan tersebut cenderung bertahan lama dan menetap hingga beberapa waktu ke depan, maka yang akan tumbuh adalah hunian. Untuk wilayah yang masih punya lahan, landed house akan naik permintaannya. Sedangkan di wilayah minim lahan, vertical residence akan dicari konsumen. “Apalagi, di tengah pandemi ini semua aktivitas kembali di rumah, bahkan bekerja pun di rumah dan kelihatannya pertumbuhan terbesar di sektor perumahan baik yang landing maupun vertical,” ujarnya.
Amran juga memperkirakan bebeberapa sektor properti yang mungkin bakal menujukkan tren positif, yakni pada pusat perbelanjaan. Prediksinya, akan terjadi ekspansi pada sektor tersebut. Namun, terjadi perubahan model pembangunan yang mayoritas dibangun dengan konsep outdoor atau semi outdoor.
“Mal, apartemen, kantor dan hotel kelihatannya akan tetap tumbuh juga walaupun di tahun-tahun awal pandemi sempat terpuruk. Bahkan, teman-teman pemilik dan pengelola mal mengalami penutupan di 2020 sampai tiga bulan,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo