Tuhiyat, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) mengungkapkan berbagai tantangan dalam melakukan integrasi transportasi massal di DKI Jakarta. Dia bilang, untuk bisa terintegrasi harus dilakukan secara bertahap.
Tuhiyat menyebut, kendala utama dalam melakukan integrasi moda transportasi massal yaitu pada skema pembiayaan. Dibutuhkan modal yang cukup besar agar seluruh moda transportasi bisa terintegrasi.
BACA JUGA: Tahun 2023, MRT Jakarta Targetkan Angkut 70 Ribu Penumpang per Hari
Besarnya modal yang diperlukan terjadi lantaran pengelola moda transportasi bukan merupakan satu entitas perusahaan. Di Jakarta, pengelola moda transportasi massal biasanya merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) yang terbagi dari beberapa wilayah berbeda.
Untuk menyiasati permasalahan pembiayaan, Tuhiyat bilang, telah mencari sumber pendanaan dari investor dan meninggalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Termasuk pula di dalamnya dengan skema kerja sama pemerintah dan badan suaha (KPBU).
BACA JUGA: MRT Jakarta X blu, Permudah Kebutuhan Transaksi Berbasis Digital
“Kami sudah mengusulkan kepada pemerintah daerah agar ada satu entitas yang mengintegrasikan dulu. Berkaca dari Singapura dan Inggris, kesuksesan integrasi transportasi massal terjadi karena ada satu entitas pengelola,” ujar Tuhiyat dalam acara Swindu PSN di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Menurutnya, permasalahan lainnya adalah dari sisi birokrasi antardaerah. Pasalnya, transportasi massal di ibu kota melintasi berbagai daerah dan provinsi seperti DKI Jakarta, dan Jawa Barat sehingga proses birokrasinya semakin rumit dan membutuhkan waktu cukup lama.
Masalah terakhir yaitu dari sisi lokasi, jaringan, dan utilitas yang jaraknya cukup jauh dengan moda transportasi massal lainnya. Misalnya, stasiun kereta rel listrik (KRL) jaraknya cukup jauh dengan stasiun MRT sehingga integrasinya cukup sulit dan membutuhkan infrastruktur tambahan.
Guna mengantisipasi permasalahan tersebut, MRT bekerja sama dengan perusahaan penyedia jasa transportasi online. Di setiap stasiun biasanya terdapat pangkalan ojek maupun taksi online untuk memudahkan para penumpang menuju tujuannya.
“Kalau bilang suka dukanya mengelola transportasi di Jakarta, dulu lebih banyak dukanya. Mudah-mudahan sekarang sudah banyak sukanya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengintegrasikan moda transportasi umum di Jakarta hingga ke Jawa Barat. Nantinya moda transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), Commuter Line (KRL) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan diintegrasikan ke sejumlah kawasan di Jawa Barat.
Pada tahap awal integrasi yang akan dilakukan yakni antara MRT, LRT, dan KRL. “Jadi dalam membangun apapun itu enggak boleh sendiri-sendiri, harus disinergikan. Kemarin di rapat tahunan MPR-DPR bicara salah satunya, pembangunan nasional yang berkesinambungan dan terukur,” kata Erick beberapa waktu lalu.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz