Narasi.TV terpilih untuk menerima dana inovasi oleh Google News Initiative. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu mengembangkan dan mengeksplorasi format baru jurnalisme video. Pendanaan tersebut juga akan dimanfaatkan oleh Narasi.TV untuk menggelar workshop dan content creator day di sepuluh kota di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Padang, Sorong, Bandung, Yogyakarta, Medan, Banda Aceh, Pontianak, dan Makassar. Tim peliputan Narasi.TV juga akan diperkuat agar bisa lebih banyak menghasilkan program investigasi.
Ratusan organisasi mengajukan proposal melalui proses terbuka. Namun, hanya 87 yang terpilih dari 23 negara. Penerima dana terdiri dari perusahaan media tradisional dan digital, media lokal, agensi juga pembuat konten. Berdiri sejak September 2017, Narasi TV menjadi perusahaan media termuda diantara para penerima dana inovasi, seperti The New York Times, Washington Post, BuzzFeed News, Vox, The Economist, Der Speigel, dan perusahaan media besar lainnya.
Catharina Davy, CEO & Co-Founder Narasi.TV menuturkan program GNI adalah bentuk kepercayaan Google terhadap visi dan misi Narasi TV. “Orang Indonesia itu kreatif dan negara kita kaya akan konten. Kami tidak hanya ingin memberitakan peristiwa, melainkan konten inspiratif yang lengkap dengan konteks dan sudut pandang berbeda. Karena itu, Narasi.TV ingin mendorong lebih banyak lagi anak muda yang membuat konten berkualitas yang memuat nilai-nilai jurnalistik.”
Dalam aspek jurnalisme investigatif, Najwa Shihab, Jurnalis & Co-Founder Narasi.TV ingin memperkuat timnya menghasilkan lebih banyak laporan mendalam, terutama di daerah-daerah yang sangat diperebutkan saat menjelang pemilihan umum di Indonesia.
“Lewat berbagai liputan jurnalisme kontekstual, kami berharap publik memiliki kemampuan untuk bersikap, mengambil tindakan yang menentukan kebaikan bersama.”
Sejalan dengan cita-cita yang diusung Narasi.TV, Timothy Katz, Director of News Partnerships, YouTube ingin bekerja bersama untuk mendukung pengembangan bisnis video berita berkelanjutan jangka panjang. “Kami berharap dapat melihat bagaimana mitra kami di seluruh dunia mendorong batas-batas jurnalisme video,” ujar Najwa.
Editor: Sigit Kurniawan