Ditemukan pada Anggur Muscat, Ini Bahaya Residu Pestisida bagi Kesehatan
Jagat maya tengah dihebohkan dengan ditemukannya residu pestisida pada anggur muscat dari Cina. Temuan ini diketahui usai otoritas Thailand melakukan uji acak dari sampel buah tersebut yang beredar di pasaran.
Sebagaimana dilaporkan The Nation, Jaringan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mendapati bahwa sebanyak 23 dari 24 sampel anggur muscat terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.
Tak tanggung-tanggung, sedikitnya ada 50 jenis residu beracun berbeda yang terdeteksi di anggur-anggur tersebut. Beberapa di antaranya Chlorpyrifos, Endrin aldehyde, Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat.
BACA JUGA: Makan Sushi setelah Melahirkan, Aman untuk Kesehatan?
“Sebanyak 37 dari 50 zat beracun yang ditemukan adalah pestisida sistemik yang berpotensi tertinggal di dalam jaringan anggur, sehingga sulit untuk dicuci,” demikian pernyataan dari Thai-PAN terkait temuannya, dikutip Selasa (29/10/2024).
Lantas, apa bahaya residu pestisida bagi kesehatan? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari IPB TV:
Efek Kronis Jangka Panjang
Paparan residu pestisida cenderung menyebabkan dampak kronis pada tubuh, bukan efek akut. Gejala atau penyakit akibat zat tersebut mungkin baru muncul dalam waktu lama, bisa hingga 10, 20, atau bahkan 30 tahun setelah paparan.
Mengganggu Perkembangan Bayi
Residu pestisida berisiko mengganggu perkembangan janin dan anak-anak karena organ dan sistem detoksifikasi tubuh mereka masih lemah. Pada ibu hamil, paparan pestisida bahkan bisa meningkatkan risiko keguguran spontan atau mengganggu perkembangan janin.
Pestisida yang terakumulasi dalam tubuh ibu bisa terbawa melalui plasenta kepada janin atau mencemari ASI yang dikonsumsi oleh bayi. Inilah yang menyebabkan paparan langsung pada bayi, yang mana bisa berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya.
BACA JUGA: Viral Bayi 19 Bulan Kena Kanker Ovarium, Apa Sebabnya?
Mengganggu Pertumbuhan Anak
Pestisida dikenal sebagai endocrine disruptor atau pengacau sistem hormon. Pada anak-anak, paparan zat ini bisa memicu gangguan hipotiroidisme, yang berdampak pada pertumbuhan anak sehingga membuatnya tumbuh pendek dan mengalami gangguan kognitif.
Penelitian menunjukkan bahwa residu pestisida memang berkaitan erat dengan kondisi stunting atau pertumbuhan terhambat, penurunan kecerdasan, autisme, serta demaskulinisasi. Bahaya ini utamanya terjadi pada anak-anak yang terpapar sejak dini.
Untuk menghindari bahaya residu pestisida pada buah dan sayuran, salah satu tips yang dapat dilakukan ialah memilih produk buah dan sayur organik. Ini karena produk organik umumnya bebas dari penggunaan pestisida kimia, sehingga lebih aman dikonsumsi.
Selain itu, cuci buah dan sayur di bawah air mengalir untuk membantu menghilangkan residu yang menempel di permukaan. Anda juga bisa merendamnya di dalam air garam atau larutan cuka selama beberapa menit, lalu dibilas, untuk mengurangi sisa pestisida.
Editor: Ranto Rajagukguk