Institute of Chartered Accountants of England and Wales (ICAEW) memperikirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2022 akan naik menjadi 5,7% dibandingkan tahun 2021 yang hanya 3,7%. Peningkatan PDB Indonesia ditopang oleh sektor ritel dan layanan akomodasi di Tanah Air yang telah mencapai titik puncak pemulihan positif pada Mei 2022 dengan pelonggaran kebijakan-kebijakan pembatasan.
Mark Billington, Managing Director International ICAEW mengatakan, setelah dihantam pandemi COVID-19 Asia Tenggara (ASEAN) kini mulai melihat pemulihan ekonomi, meski tidak berlangsung secara merata. Ditambah, saat ini terdapat berbagai tantangan eksternal dari luar kawasan yang kian meningkat. Sementara, pertumbuhan ekonomi di wilayah ASEAN diperkirakan akan melihat pertumbuhan ekonomi sebesar sekitar 5,8%.
“Pemulihan perekonomian Indonesia pada sektor ritel dan layanan akomodasi juga dinilai cukup dinamis sejak memasuki kuartal IV tahun 2021 hingga saat ini. Permintaan akan jumlah pemasaran pada sektor ritel Indonesia juga dinilai cukup unggul dan mulai stabil di tahun 2022 dibandingkan wilayah Asia Tenggara lainnya,” kata Mark melalui keterangannya, Senin (27/6/2022).
Menurutnya, pertumbuhan PDB nasional selaras dengan angka pertumbuhan PDB yang dialami oleh wilayah ASEAN secara keseluruhan. Peningkatan ini menjadi indikator yang menunjukkan kemampuan perekonomian Indonesia untuk kembali bangkit pasca pandemi, di mana kini telah bertransisi menuju masa endemi.
Meski terdapat hambatan dalam pemulihan perekonomian seperti gangguan pada rantai pasok dan lemahnya permintaan dari Cina karena aturan karantina wilayah, Indonesia tetap berhasil mempertahankan nilai ekspor ke wilayah Cina secara stabil. Hal ini membantu untuk dapat memulihkan perekonomian dengan tetap berjalannya kegiatan ekspor dari produk dalam negeri.
Dibukanya perbatasan dan pelonggaran pembatasan perjalanan juga memberikan peluang besar bagi ekonomi pariwisata Indonesia untuk dapat kembali bangkit. Terjadinya peningkatan yang signifikan ini dapat dilihat dari besarnya persentase perekonomian pariwisata Indonesia yang diprediksi akan mencapai 35% pada tahun 2022.
“Peningkatan ini dinilai cukup baik dalam proses pemulihan wilayah jika dibanding dengan data perekonomian pariwisata Indonesia pada tahun 2021 yang berada di titik persentase sebesar 10%. Meskipun dampak langsung dari Perang Rusia-Ukraina di ASEAN terbatas, wilayah ini tetap terkena imbas melalui inflasi dan respons kebijakan moneter tingkat global,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mark menjelaskan, kebijakan nol COVID-19 yang diambil Cina juga telah memicu efek domino yang berdampak negatif pada sektor manufaktur, industri, dan pariwisata di wilayah tersebut. Faktor eksternal ini akan cukup meredam tetapi tidak akan sampai menghentikan laju pertumbuhan ekonomi.
“Kami berharap ada pemulihan cepat di sektor jasa yang akan terlihat bersamaan dengan adaptasi pola hidup yang menyesuaikan situasi COVID-19,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz