Indonesia saat ini tengah mendorong penerapan ekonomi sirkular sebagai salah satu pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan. Hal ini yang menjadi salah satu alasan CocaCola untuk terus memperkuat program Plastic Reborn. Salah satunya dengan menginisiasi konsep PRO (Packaging Recovery Organization). Inisiasi ini bertujuan untuk kolaborasi pengelolaan sampah berkelanjutan, terutama sebagai salah satu solusi penanganan kemasan paska konsumsi di Indonesia.
“Dalam menjalankan visi World Without Waste, Coca-Cola Indonesia memiliki komitmen berkelanjutan terhadap binsis yang dijalankan secara positif dan bertanggung jawab. Kami melihat kemasan paska konsumsi merupakan sumber daya bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan ingkungan bagi Indonesia pada 2020 mendatang,” kata Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia di Jakarta, Selasa (05/12/2019).
Konsep PRO adalah sebuah pendekatan pengelolaan kemasan paska konsumsi yang telah berhasil dilakukan di beberapa negara. Yaitu Meksiko, Afrika Selatan, dan Eropa. PRO tercatat telah mampu menghubungkan rantai value chain dalam ekonomi sirkular dengan lebih efektif. Konsep ini juga terctat dapat meningkatkan tingkat pengumpulan dan proses daur ulang kemasan paska konsumsi.
Tidak hanya itu, konsep ini juga mendukung perusahaan untuk mendesain ulang kemasannya agar lebih mudah didaur ulang. Lebih lanjut, konsep PRO mendukung proses produksi yang lebih ramah lingkungan, penerapan insentif pada titik-titik dalam mata rantai pengumpulan kemasan paska konsumsi, hingga mendorong penguatan iklim investasi industri daur ulang dan regulasi pemilahan dan pengelolaan sampah.
“Konsep ini bahkan mendorong konsumen untuk bertanggung jawab untuk mengembalikan kemasan bekas pakai di tempat-tempat pemungutan sampang yang telah tersedia,” lanjut Triyono.
Hal ini kemudian didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian. Menurut Rizky Aditya Wijaya, KASUBDIT Industri Plastik dan Karet Hilir Kementerian Perindustrian mengatakan peluang pengembangan industri daur ulang platik di Indonesia dinilai masih besar. Daur ulang sampah rumah tangga di Indonesia masih berada di level 15,22%.
“Jika diperhitungkan, jika proses daur ulang kemasan plastik dioptimalkan maka produksi daur ulang plastik bisa mencapai 2 juta ton per tahun dari kapasitas saat ini, yaitu 1,3 juta ton. Dengan daya serap 2,36 juta pekerja seperti pemulung dan pengepul, industri daur ulang memiliki nilai tambah sebesar Rp 18, 575 triliun. Angka ini tentu dapat menggerakkan perekonomian negara sebagai salah satu jalan menuju ekonomi sirkular,” tutup Rizky.
Editor: Sigit Kurniawan