Baik ilmu sosial dan ilmu pemasaran, keduanya beririsan, sehingga tak jarang penelitian di bidang sosial dijadikan acuan untuk praktik di dunia pemasaran. Karena sejatinya, pemasar diharuskan memiliki keahlian sosial dalam melakukan pekerjaannya.
Keahlian sosial tak serta merta hanya digunakan untuk membuat produk cepat terjual. Namun keahlian sosial ini diperlukan untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Karena dengan menjalin hubungan yang baik, maka pelanggan akan mengingat sosok pemasar, dan ini akan memudahkan pemasar dalam melakukan penjualan produk lainnya.
Hermawan Kartajaya dan Edwin Hardi dalam bukunya yang berjudul “Grow Your Sales! Wow Your Service!” mengatakan, pemasar perlu menjadikan pelanggan sebagai seorang teman. Hal ini bisa dilakukan dengan menyapa pelanggan lama, meski tidak ada transaksi apapun yang terjadi. Ini memberikan kesan bahwa relasi pemasar dan pelanggan tak semata transaksional belaka.
BACA JUGA: 10 Tren Pemasaran Baru Pascapandemi (Bagian I)
“Pelanggan yang merasa diperlakukan sebagai seorang teman akan menganggap marketeer atau pemasar mau hadir di semua kondisi yang dihadapi pelanggan, baik di masa baik maupun masa sulit. Jadi terdapat imbal baliknya, di mana pelanggan pun mau membantu di saat pemasar membutuhkan. Tidak jarang pula mereka akan memberikan advokasi positif pada komunitas sekitarnya,” kata kedua penulis dalam bukunya.
Kemudian, pemasar harus mencoba untuk mengingat informasi kecil tentang pelanggan. Terkadang dengan mengingat informasi kecil, hal itu berarti besar bagi pelanggan. Hal-hal kecil yang bisa diingat seperti nama panggilan, kampung halaman, hobi, tim olahraga favorit, dan lain-lain.
“Sebagian pelanggan memiliki anxiety dan desire untuk benar-benar didengarkan. Karena itu, sering kali mereka pun terkesan bila marketeer masih ingat pada informasi minor yang tersampaikan pada obrolan sebelumnya. Mendengarkan dengan saksama sering kali membuat pelanggan merasa benar-benar diperhatikan,” lanjutnya.
BACA JUGA: Hyperlocal Marketing, Komunikasi Penjualan yang Sedang Ngetren
Terakhir, menurut Hermawan dan Edwin, pemasar perlu melibatkan diri dengan hal-hal spesifik yang disukai pelanggan. Mendekati pelanggan baru biasanya gampang-gampang sulit. Kesepakatan bisa saja terjadi dalam waktu cepat, atau bisa terjadi setelah melalui waktu yang sangat panjang.
“Setiap orang memiliki hobi. Jika sudah hanyut dalam hobi, setiap orang seakan-akan berada di duniannya sendiri. Bila berhasil masuk ke ‘dunia’ ini, bisa dikatakan marketeer berhasil masuk ke dalam zona sosial,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz