Dunia bisnis harus menghadapi tantangan terutama dari segi operasional karena pandemi. Salah satu faktornya adalah terbatasnya mobilitas. Namun, jika dibandingkan negara lain yang menghadapi wabah ini, bisnis Indonesia mengalami dampak yang lebih kuat dibandingkan rata-rata pasar.
Berdasarkan survei Navigator HSBC bertajuk Building Back Better, perbandingan dampak yang dihadapi Indonesia dengan negara lain adalah 80% vs 72%. Kendati demikian, jika dilihat dari berbagai aspek, Indonesia cenderung melihat dampak pandemi lebih positif.
Berdasarkan survei terhadap 2.600 perusahaan di pasar seluruh dunia, perusahaan Indonesia yang beroperasi dengan melakukan sejumlah adaptasi tercatat sebanyak 63%. Tetapi, 19% dari perusahaan tersebut menilai infrastruktur dan budaya bisnis yang ada mampu untuk mempertahankan stabilitas.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata pasar sebesar 22%. Lalu, bagaimana cara perusahaan ini tetap bertahan dan kompetitif di tengah situasi yang tidak pasti? HSBC menekankan dua aspek yang perlu diperhatikan.
Pertama, ketahanan. “Tak heran jika bisnis di Indonesia merasakan dampak COVID-19, seperti halnya perusahaan lain di seluruh dunia. Letak perbedaannya adalah di rencana mereka membangun ketahanan untuk masa depan. Mereka yang mengembangkan struktur manajemen yang gesit akan berada pada posisi terbaik untuk menghadapi badai dan membuktikan operasi mereka di masa depan,” ujar Commercial Banking Director PT Bank HSBC Indonesia Eri Budiono.
Ada empat dasar yang perlu diketahui untuk mendapatkan ketahanan bisnis yaitu penghargaan pada pelanggan, neraca yang kuat, memperlakukan karyawan dengan baik, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan peristiwa eksternal.
Kedua, kolaborasi. Berbagai peristiwa bisa diambil hikmahnya. Itulah yang dilihat dari situasi saat ini. Dalam enam bulan terakhir, banyak perusahaan di Indonesia menjadi lebih dekat dengan karyawan, pelanggan, hingga mitra. Untuk memastikan bisnis tetap berjalan baik, 99% perusahaan di Indonesia mengambil tindakan kolaborasi bersama pihak lain. Bentuknya beragam, namun yang banyak terjadi adalah berbagi informasi, tempat, dan keahlian.
Dua kunci manajemen tersebut diyakini mampu membantu perusahaan tetap bertahan di masa sulit. Karena, memastikan ketahanan perusahaan dan kolaborasi bisa menjadi cara yang efisien untuk tetap menjalankan bisnis.
Editor: Ramadhan Triwijanarko