Pabrikan ban kendaraan Michelin terus mengerahkan strategi bisnisnya di Indonesia. Sejak akhir tahun 2019, PT Michelin Indonesia telah melakukan beberapa langkah strategis. Mulai dari mengakuisisi pabrikan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) yang dikenal sebagai produsen ban Achilles dan Corsa. Nilai akuisisi ini mencapai US$ 439 juta atau Rp 6,23 triliun.
Tak hanya itu, Michelin juga menunjuk Steven Vette sebagai Presiden Direktur Michelin Indonesia pada Oktober tahun lalu.
“Kami tengah fokus ke dalam tiga hal. Pertama, menerapkan experiential marketing untuk pasar ritel/business-to-consumer (B2C). Kedua, melakukan pendekatan service and solution untuk segmen business-to-business (B2B). Ketiga, dua segmen ini kami kembangkan melalui produk dengan high-tech materials,” ujar Steven di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk mendukung hal tersebut, Michelin berkonsentrasi dalam membangun elemen riset dan pengembangan (R&D). Dengan market share sebesar 14% di pasar dunia, Michelin global memiliki anggaran R&D hingga US$ 680 juta.
“Dengan diakuisisinya MASA, kini kami memiliki pabrik terbesar keempat di dunia. Pabrik ini akan memproduksi produk Michelin tier dua, yakni Uniroyal dan BFGoodrich,” lanjut Steven.
Untuk memaksimalkan aktivitas produksi, pabrik ini akan terkoneksi dengan jaringan pabrik Michelin di seluruh dunia. Berkantor pusat di Clermont-Ferrand, Perancis, Michelin telah hadir di 170 negara, dan memiliki 111.200 karyawan. Secara total, perusahaan mengoperasikan 67 fasilitas produksi di 17 negara berbeda. Termasuk, pusat teknologi untuk R&D di Eropa, Amerika, dan Asia.
“Target kami, tahun 2021 kami bisa memaksimalkan objektif perusahaan. Dan, kami yakin objektif ini dapat memperkuat posisi Michelin di Indonesia,” tutup pria yang sejak tahun 1998 sudah menjadi sales director di Thailand ini.