Dua Pendaki Indonesia Akan Mendaki Kilimanjaro untuk Dukung Konservasi Alam
Perubahan iklim dan kerusakan alam menjadi topik yang terus dibahas oleh publik. Terlebih, sejak awal tahun 2020 banyak terjadi bencana alam seperti banjir di Jakarta, kebakaran hutan di Australia, hingga serangan angin topan di beberapa negara di dunia. Hal ini kemudian mendorong The Nature Conservacy (TNC), yayasan pelestarian global untuk menggelar inisiatif Project C:CHANGE 2020 Kilimanjaro Climb.
Project C:Change 2020 Kilimanjaro Climb mengajak 12 pendaki dari seluruh dunia untuk mendaki Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Pendakian ini bertujuan untuk membangun kesadaran pada perdagangan satwa liar ilegal sekaligus melakukan penggalangan dana untuk membantu TNC . Seluruh dana yang terkempul akan digunakan untuk mendukung proyek reboisasi di kawasan Asia Pasifik, pelestarian satwa dan alam di Afrika, dan bantuan kebakaran hutan di Australia.
Dalam pendakian ini, 12 orang dari delapan negara akan terlibat sebagai pendaki. Di antaranya adalah Inggris, Hongkong, Filipina, Cina, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Indonesia. Indonesia sendiri diwakilkan oleh dua orang, yaitu Raline Shah dan Lee Zhe Long.
“Lewat proyek ini, kami ingin mengajak semua pihak untuk menjadi agen perubahan. Dimulai dari mengubah perilaku keseharian yang lebih ramah lingkungan sebagai bentuk cinta terhadap bumi dan lingkungan. Mengingat permasalahan lingkungan hidup kini sudah menjadi isu global,” kata Raline.
Gunung Kilimanjaro yang merupakan salah satu dari Seven Summits of the World ini memiliki ketinggian 5.895 meter. Direncanakan lamanya pendakian akan memakan durasi selama delapan hari melewati rute Lemosho menuju puncak Uhuru. Dalam perjalanan ini, 12 orang pendaki melewati lima zona ekologis, yaitu Cultivation, Hutan Hujan, Heather-Moorland, Alpine, dan Arktik.
“Hasil dari perjalanan ini juga akan ditujukan untuk membantu konservasi alam di Indonesia. Mengingat TNC sudah bekerja sama selama 20 tahun untuk menyediakan kebutuhan populasi yang terus bertambah dan mengatasi risiko perubahan iklim,” lanjut Raline.
Lebih lanjut, hasil dari proyek pendakian gunung ini juga akan digunakan untuk menyediakan habitat untuk orangutan Kalimantan dan penyu sisik dan tuna Pasifik yang terancam punah.