Dubai: Ambisi Menjadi Terbesar, Terluas, Tertinggi (3)

marketeers article

Jika ada sisi yang sangat metropolis, Dubai juga memiliki area lama. Wilayah itu terbelah oleh Dubai Creek. Di wilayah Al Seef misalnya yang merupakan bagian Dubai lama dan bekas pusat perdagangan dilakukan revitalisasi agar terlihat lebih baik. Namun, tidak semua wajah Dubai bisa berubah. Sisi ketinggalan zaman masih bisa terlihat di beberapa bagian.

Begitu pula untuk gurun. Dubai masih mempertahankan asal muasal nenek moyang mereka berada. Di sini, kita bisa menjajal wisata menyusuri salah satu padang gurun terluas di dunia dengan jip tua. Kita bisa menikmati pengalaman itu di tengah teriknya panas matahari hingga akhirnya menikmati suguhan khas Arab, termasuk hidangan daging unta. Biayanya berkisar Rp 4 juta per orang.

Yang jelas, ambisi Dubai untuk terus mempercantik diri belum selesai. Buktinya, kita bisa dengan mudah melihat pembangunan terjadi di berbagai sudut kota. “Krisis finansial dunia sedikit memengaruhi pembangunan di Dubai. Sebelumnya, pembangunan jauh lebih banyak,” kata Rahul Odedra, Manager, Business Destination Communications Dubai Tourism.

Dubai memang sangat mengerti arti marketing. Itulah kenapa mereka bakal menggelar Dubai Expo pada tahun 2020, yang merupakan pameran bagi negara-negara di dunia. Berbagai ajang internasional telah masuk dalam agenda mereka. Sebut saja World Congress of Neurology, International Astronautical Congress, International Conference on Emergency Medicine, dan masih banyak lagi.

Yang jelas, prinsip Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk menjadikan Dubai nomor satu dalam segala hal memiliki efek marketing yang sangat kuat. Sebut saja airport yang luas, gedung tertinggi, mal terbesar, dan masih banyak lagi. Dan, masih banyak lagi proyek ambisius di Dubai yang akan hadir ke depannya. Jika mereka bisa mempertahankan prinsip selalu menjadi nomor satu, rasanya bukan hal yang sulit bagi Dubai untuk memasarkan diri dengan sendirinya.

Related