PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berkomitmen membantu program pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060. Hal itu dilakukan lewat beragam inovasi untuk menggenjot akselerasi transisi energi.
Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power mengatakan transisi energi bagi PLN IP tak hanya sebuah program, melainkan komitmen yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Semester I 2024, Aset PLN Tembus Rp 1.588 Triliun
“Berbagai aksi korporasi telah kami lakukan untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari sektor kelistrikan,” kata Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Senin (7/10/2024).
Menurut dia, upaya PLN IP pada era kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir ini pun berbuah berbagai penghargaan termasuk dari dunia internasional.
BACA JUGA: Sukses Lakukan Transformasi, PLN Jadi Benchmark Perusahaan Luar Negeri
“Penghargaan ini jadi bukti keseriusan kami dalam mengelola manajemen energi sesuai ISO:50001,” ujar Edwin.
Ia mengungkapkan untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil dan emisi karbon pada sektor kelistrikan, PLN IP melakukan dedieselisasi di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali pada PLTS Hybrid Nusa Penida, Bali.
BACA JUGA: PLN Targetkan Menggunakan 9,9 Juta Ton Hidrogen Pada Tahun 2060
“Di Nusa Penida, dengan beban puncak mencapai 11,3 MW, kami lakukan dedieselisasi pada PLTS Hybrid Nusa Penida 3,5 MW ditambah battery energy storage system sebesar 3 MWh, yang dapat berkontribusi 31% saat beban puncak. Listrik yang kami hasilkan bersih, karena fokus kami dalam menekan laju emisi,” katanya.
Ia melanjutkan dalam menurunkan emisi karbon pada sektor kelistrikan, PLN Indonesia Power juga telah melakukan program co-firing dengan memanfaatkan biomassa sebagai energi primer pembangkit.
“Program co-firing ini menjadi salah satu terobosan kami untuk mengakselerasi transisi energi, meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi, dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan,” ucap Edwin.
Edwin menambahkan baru-baru ini, PLN Indonesia Power meraih penghargaan ASEAN Energy Awards (AEA) 2024, yang diselenggarakan ASEAN Center for Energy di Vientiane, Laos, dan bersamaan 42nd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) and 24th ASEAN Energy Business Forum (AEBF-24). PLN IP meraih dua penghargaan yakni PLN IP UBP Bali dengan predikat Winner of the On Grid Local Grid of The ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024 dari inovasi berjudul “PLN IP UBP Bali’s Solar Hybrid Power Plant Transition to Dedieselization in Nusa Penida Island”.
Serta, PLN IP UBP Priok meraih 2nd Runner Up of The Energy Management in Buildings and Industry pada kategori Large Industry of The ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practice Awards 2024 . Menteri Energi dan Pertambangan Laos Phosay Sayasone mengungkapkan ajang bergengsi di tingkat ASEAN ini menjadi suatu apresiasi kepada perusahaan-perusahaan, yang telah berkontribusi pada pengembangan energi di kawasan ASEAN.
“Penganugerahan AEA 2024 ini sebagai wujud apresiasi pada perusahaan yang telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pengelolaan energi di kawasannya. Terima kasih atas dedikasi dan kolaborasinya selama penyelenggaraan AMEM ini,” tutur Phosay saat acara penganugerahan.
Ajang ASEAN Energy Award 2024 juga turut dihadiri Sekretaris Perusahaan PLN IP Agung Siswanto serta para inovator dari PLN IP UBP Bali dan PLN IP UBP Priok, yang menerima penghargaan dari Menteri Energi dan Pertambangan Laos serta perwakilan menteri energi di ASEAN.
Editor: Ranto Rajagukguk
