Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mendapatkan penghargaan “Best Value to Visit in 2020” dalam kompetisi yang digelar Lonely Planet. Nusa Tenggara Timur digambarkan sebagai rumah bagi pantai-pantai eksotis yang belum terjamah dengan salah satu pemandangan menyelam terbaik di Indonesia. Tentu, kekayaan ini butuh dukungan kecakapan masyarakat di sana dalam membangun ekosistem pariwisata, penguasaan bahasa asing salah satunya.
Menurut UNWTO, kemampuan bahasa Inggris menjadi salah satu faktor yang memengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan. Untuk mengetahui kesiapan pariwisata Provinsi NTT, aplikasi belajar bahasa asing Cakap, melakukan sebuah riset melalui program Dayamaya.
“Dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis, Cakap bersama BAKTI Kominfo melalui program Dayamaya ingin mendorong upaya kolaborasi lintas sektor bagi kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan,” papar Tomy Yunus, CEO Cakap.
Di NTT, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur. Di dalam penilaiannya, Cakap menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework or Reference for Languages).
Kegiatan ini dilakukan secara online melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher). Dari 250 peserta yang terlibat, mayoritas siswa baik di kabupaten Sabu Raijua, dan Sumba Timur masih tergolong ke dalam level Beginner.
Artinya, siswa sudah memiliki basis pengetahuan dalam Bahasa Inggris namun masih lemah dalam mengembangkannya ke dalam sebuah kalimat ataupun percakapan. Siswa yang tergolong ke dalam kategori High Intermediate masih tergolong sangat rendah, hanya 0,5%.
“Kami harap hasil riset Cakap dapat meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris,” tutup Tomy.
Editor: Sigit Kurniawan