Dewan Energi Nasional (DEN) terus mendorong terwujudnya transisi energi demi mendukung net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Namun, upaya itu membutuhkan modal sehingga pendanaan transisi energi menjadi hal yang krusial.
Anggota DEN Satya Widya Yudha menyampaikan guna mendukung pencapaian transisi energi, pemerintah telah merumuskan sejumlah strategi.
BACA JUGA: COP27 Mesir, PLN Percepat Transisi Energi dengan Pembangkit EBT
“Di antaranya adalah menggabungkan penggunaan energi fosil dengan teknologi rendah karbon, mendorong pengembangan energi terbarukan, dan meningkatkan permintaan, serta konservasi dan efisiensi energi,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Dalam proses transisi energi ini, ia menekankan pentingnya investasi di bidang infrastruktur dan teknologi energi, yang mana nilainya diproyeksikan dapat mencapai 25% dari total investasi energi secara global pada awal 2030. Peta jalan transisi energi Indonesia menitikberatkan pada dekarbonisasi di sektor penyediaan tenaga listrik dan industri sebagai kontributor utama emisi dari sektor energi.
BACA JUGA: PLN Ajak Milenial dan Gen Z Dukung Transisi Energi di Indonesia
Guna mengurangi emisi, investasi dalam jumlah besar sangat dibutuhkan, khususnya dengan melibatkan bantuan internasional. Menurut Satya, untuk merealisasikan komitmen pengurangan emisi karbon sebesar 31,89% pada 2030 sebagaimana tercantum dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), dibutuhkan investasi Rp 3.779 triliun di sektor energi.
Sebagian besar investasi tersebut disalurkan untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan serta pengembangan PLTU batu bara rendah karbon. Melalui langkah tersebut, sektor energi diharapkan dapat menyumbang penurunan emisi sebesar 190 MtCO2.
Satya menambahkan upaya pencapaian NDC dan Net Zero Emission (NZE) juga menemui sejumlah tantangan.
“Kolaborasi antara sektor publik dan swasta penting dilakukan sebagai upaya dalam menanggulangi kendala investasi yang belum memadai, risiko stranded asset pada pembangkit listrik berbasis batu bara, transfer teknologi, dan migrasi pekerjaan,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah juga diharapkan mampu menelurkan kebijakan atau insentif pendukung yang mampu menarik investasi.