Dihelat pertama kali pada tahun 2008, acara musik teranyar Djakarta Warehouse Project (DWP) telah memasuki tahun ke-10. Hari raya para partygoers se-Asia itu pun menuai sorotan setelah memutuskan untuk memindahkan lokasi acara ke Bali, tepatnya di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Culture Park pada 7-9 Desember 2018.
Jejak rekam DWP berawal dari sebuah event salah satu bar di Jakarta, Blowfish, yang dikelola oleh perusahaan gaya hidup Ismaya. Kala itu, acara tersebut diadakan di dalam ruangan dengan nama Blowfish Warehouse Project dan berhasil menarik masa 5.000 orang.
Dari sanalah, Ismaya terinspirasi untuk membuat sebuah event EDM akbar di Jakarta yang belum pernah ada sebelumnya. Pada tahun 2010, DWP pun dihelat di Pantai Ancol Carnaval.
Jumlah masa yang kian banyak memaksa DWP untuk mencari lokasi yang lebih besar. DWP pun sempat berganti-ganti venue, di antaranya Tennis Indoor Senayan (2011), Istora Senayan (2012), dan Eco Park Ancol (2013).
Hingga akhirnya Ismaya menjadi “tenan” langganan bagi JiExpo untuk penyelenggaraan DWP selama empat kali, mulai dari tahun 2014 hingga 2017. Saat itu, ia juga memperpanjang periode acara dari sebatas sehari menjadi dua hari.
Tentu, rumor pun beredar bahwa alasan Ismaya memindahkan lokasi DWP ke Bali karena adanya penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat yang mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak memberikan izin acara tersebut. Akan tetapi, rumor itu dibantah oleh pihak manajemen.
“Mengapa di Bali? Karena kami selalu ingin mengeksplorasi ke sana. DWP memang awalnya di Jakarta. Tapi DWP telah berkembang menjadi global brand sehingga bisa dihelat di mana saja di seluruh dunia,” ucap Sarah Deshita, Brand Manager Ismaya Live di Blowfish, Rabu, (3/9/2018).
Sarah menambahkan, dalam merayakan momen satu dekade itu, DWP ingin menampilkan sesuatu yang berbeda pada penyelenggaraan kali ini. “Karenanya, nama DWP kali ini disebut DWPX,” papar dia.
DWP adalah acara musik luar ruang tersukses bahkan berskala internasional. Beberapa musisi ternama dunia pernah mengalunkan dentuman elektronya di panggung yang dinamai Garuda Land itu. Sebut saja Hardwell, Steve Aoki, Martin Garrix, Elrow, Major Lazor, Zedd, Calvin Harris, Tiesto, dan lainnya.
Tahun ini saja, DWPX bakal dimeriahkan oleh sejumlah DJ dan musisi hits mancanegara, antara lain Bauuer, DJ Snake, Kungs, Major Lazer, Porter Robinson, Skushii, Whethan, dan guest star The Weekend.
DWP disebut-sebut sebagai event EDM terbesar di Asia, menandingi gelaran serupa ZoukOut di Singapura. Pada tahun lalu, DWP mampu mendatangkan 90 ribu pengunjung selama dua hari, di mana 30%-nya adalah para turis asing yang berasal dari 59 negara.
Pertahankan pengunjung
Tentu saja, hengkangnya DWP ke Bali membuat pemasukan pajak hiburan untuk ibu kota pada akhir tahun ditaksir menurun. Kendati demikian, Dinas Pariwisata DKI mengaku bahwa hajatan tersebut tak banyak mempengaruhi peneriman pajak hiburan bagi provinsi secara keseluruhan.
Yang mesti menjadi pertanyaan justru bagaimana DWP mampu mempertahankan puluhan ribu pengunjungnya ketika event itu dihelat di luar ibu kota. Asal tahu saja, di Pulau Dewata, acara konser EDM tepi pantai semacam DWP cukup lazim dilakukan. Apalagi, Bali adalah destinasi pariwisata dunia yang berhasil merangkul 5,9 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2017.
Adapun beberapa konser EDM berskala internasional yang pernah dihelat di Bali seperti Ultra Music Festival pada tahun 2015 dan 2016 yang diadakan di Potato Head Beach Club. Adapula Pacha Festival Bali yang populer di Amsterdam di mana tahun lalu membuat konser serupa di Anantara Seminyak.
Berdasarkan penelusuran Marketeers, kedua event tersebut hanya mampu menarik pengunjung 10 ribu orang untuk Ultra Music dan 5.000 orang untuk Pacha. Nampaknya, agak sulit bagi DWPX untuk bisa menyamai rekor yang mereka pegang tahun lalu.
Lantas apa kata Ismaya soal itu? “Kami optimistis bahwa DWPX berhasil melampaui target pengunjung tahun lalu,” ujar Sarah singkat.
Ia juga menjelaskan, selama 1,5 bulan menjual tiket General Admission (GA) dan Pre-Sale, pihaknya mengklaim telah menjual tiket dua kali lipat lebih tinggi ketimbang penjualan pada periode yang sama di DWP tahun sebelumnya.
Sadar bahwa butuh akomodasi menuju Bali khususnya dari Jakarta, Ismaya pun menghadirkan paket travel bekerja sama dengan salah satu sponsor mereka, Tiket.com. Paket ini dinilai memudahkan pengunjung dalam memesan tiket perjalanan dan akomodasi menuju Bali.
“Hal lainnya, dalam menangkap market turis Jepang dan China yang cukup besar di Bali, kami menggandeng travel agen lokal seperti iFlyer dan Festground yang bisa mengomunikasikan event kami dalam bahasa mereka,” tambah dia.
Untuk pertama kalinya pula, tiket DWPX dijual di seluruh gerai restoran dan bar di bawah naungan Ismaya Group. Sebelumnya, tiket DWP hanya dijual di klub malam mereka saja.
Apakah berbagai langkah itu mampu membuat DWPX “pecah” seperti tahun-tahun sebelumnya?
Editor: Sigit Kurniawan