Setelah mengumumkan akan menawarkan initial public offering (IPO) pada awal Oktober nanti, PT Satria Antaran Prima Tbk yang mengelola jasa kurir bernama SAP Express, akan fokus memperbesar pangsa pasar di kurir perdagangan online. Ini karena pertumbuhan konstribusi bisnis e-commerce terhadap bisnis logististik mengalami peningkatan signifikan.
Memang, sampai saat ini, segmen korporasi dan perbankan masih menjadi market besar bagi pemain logistik. Perbankan misalnya, hanya sekitar tujuh perusahaan kurir yang melayani jasa pengiriman dari institusi perbankan. Biasanya, paket yang dikirimkan berupa surat-surat tagihan dan kartu kredit.
CEO SAP Express Budiyanto Darmastono mengungkapkan, meskipun kontribusi perbankan mencapai 35% bagi pendapatan perusahaan, namun pertumbuhannya single digit. Bandingkan dengan e-commerce yang meskipun baru memberikan 11% pendapatan, namun pertumbuhan bisnis terhadap perseroan mencapai 40% per tahun.
“Salah satu penyebabnya, ketatnya pengeluaran kartu kredit akibat aturan Bank Indonesia, membuat sirkulasi kartu kredit sedikit. Lagipula, penggantian kartu kredit hanya diberikan lima tahun sekali dan maksimal satu orang saat ini memiliki dua kartu kredit,” papar Budi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, (4/9/2018).
Budi menerangkan, sejak berdiri tahun 2014 lalu, pihaknya sudah menggarap sektor e-commerce. Pasalnya, pertumbuhan transaksi di industri ini mencapai US$ 130 miliar pada tahun 2017, atau naik 5,7 kali lipat dari tahun sebelumnya, menurut We Are Social.
(Baca Juga: Perusahaan Logistik SAP Express Melenggang di Bursa Saham)
Apalagi, kata Budi, pihaknya menjadi perusahan logistik pertama yang membenamkan teknologi Android mobile pada sistemnya, yang memudahkan driver dan penjualan daring saling terkoneksi satu sama lain. Sampai saat ini, lebih dari 50 cabang dan titik layanan SAP Express sudah terkoneksi dan diintegrasikan dalam satu sistem online.
Market COD
Yang menjadi kekuatan sekaligus diferensiasi SAP Express di bisnis ini adalah layanan cash on delivery-nya. Dengan 41% populasi Indonesia pernah berbelanja online, COD masih menjadi pilihan bagi sebagian besar konsumen. Ini dianggap lumrah karena di sebagian wilayah tanah air, penetrasi kartu kredit dan mobile payment masih minim.
Budi menerangkan, dari 200 perusahaan logistik yang beroperasi di Indonesia, hanya tujuh perusahaan nasional yang mengantar barang penjualan e-commerce. Di Indonesia bagian timur, jumlahnya lebih kecil lagi atau hanya 3-4 perusahaan. Untuk urusan ini, SAP pun sudah menjalin kemitraan dengan dua pemain e-commerce JD.ID dan Zilingo.
“Kami yakin bisa unggul di sektor kurir e-commerce karena kami sudah menjangkau 69.000 kelurahan. Semakin besar jaringan cabang kami, semakin besar jangkauan kami ke konsumen,” papar lelaki asal Jawa Tengah ini.
Secara nasional, SAP Express telah menjamah 98.000 keluarahan. Angka itu akan bertambah seiring dengan ekspansi bisnis membuka outlet di berbagai kabupaten. Dengan jangkauan itu, SAP Express akan mampu melayani layanan COD dengan lebih cepat.
“Kebiasaan orang Indonesia masih ingin melihat dulu barangnya, baru dibayar. Jadi kami bisa mengambil ceruk pasar COD itu,” katanya lagi.
Selain itu, dalam menopang pendapatan dari lini e-commerce, perusahaan juga menyewakan gudang bagi para pelaku e-commerce. ia berharap, setiap kantor cabang akan memiliki gudang, minimal dengan luasan berkisar 1.500 m2-3.000 m2.
“Kami yakin, dengan segenap upaya yang kami lakukan, kami bisa meningkatkan kontribusi e-commerce hingga 40% mulai tahun depan,” terang Budi.
Selain layanan COD, SAP Express menawarkan jasa pengiriman dalam dan luar kota, jasa pengiriman internasional & kargo, jasa manajemen pergudangan & distribusi, mailing room, pengiriman melalui transportasi darat, laut & udara, serta dedicated courier.
Untuk pengiriman dalam negeri sendiri, SAP Express menawarkan paket layaknya perusahaan kurir pada umumnya, yaitu Same Day Service, One Day Service, dan Regular Service. “Bedanya, harga kami 20%-30% lebih murah dibandingkan kurir lain,” tutupnya.